Merawat Kebersamaan Antara Manusia dan Hiu Paus di Teluk Cenderawasih

By National Geographic Indonesia, Jumat, 14 Juni 2024 | 17:00 WIB
Seekor hiu paus tengah menyantap kumpulan ikan-ikan kecil di perairan Teluk Cenderawasih. Berdasarkan pemantauan kerja sama antara PT. Pertamina International Shipping dan KLHK bersama Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, populasi hiu paus bertambah menjadi 203 ekor. (Ricky Martin / National Geographic Indonesia)

Baca Juga: Pembentukan Cagar Alam Semasa Hindia Belanda oleh S.H. Koorders

Mempertimbangkan hal itu, PIS menggunakan metode terbaru yang digagas Desert Star System LLC, sebuah perusahaan teknologi berbasis di California, AS. Label GPS ini berbentuk pelampung yang ditempel di sirip dorsal hiu paus. Alat tersebut akan mengirim sinyal keberadaan hiu paus ke satelit sehingga dapat dengan mudah dipantau.

"Tapi hasilnya tidak dapat dilaporkan secara tepat waktu. Ada jeda waktu," terang Marco Flagg, CEO Desert Star System LLC yang juga memimpin pelatihan pemasangan GPS pada hiu paus terhadap para staf di BBTNTC.

Whale Shark Center sudah ada sejak 2019 sebagai tempat penelitian hiu paus di Teluk Cenderawasih. Lewat komitmen kerja samanya, PT. Pertamina International Shipping akan meremajakan fasilitas riset tersebut agar berkualitas internasional. (Ricky Martin / National Geographic Indonesia)

Dia memamerkan perangkat GPSnya yang lebih besar daripada perangkat pada umumnya. Bentuknya seperti penjepit dengan pelampung di atasnya. Bentuknya yang menonjol ini juga dapat dengan mudah terpantau oleh mata telanjang, bahkan oleh nelayan ketika hiu paus muncul di permukaan laut.

Kurang akuratnya data sebaran hiu paus di GPS dapat diatasi dengan mengambil kembari perangkatnya. Perangkat yang ditempel dan dijepit di sirip dorsal hiu dapat dengan mudah dilepas kembali, supaya data di dalamnya dapat disalin ke komputer. Hal ini tentunya menguntungkan dari segi pemanfaatan penelitian.

Pun, sekalinya perangkat ini terlepas, akan mengapung di atas laut karena memiliki pelampung. Pemantau yang merasa janggal dengan pegerakan GPS, dapat segera mengambil perangkat dengan mudah, tanpa harus menyelam ke dasar laut.

Datanya dapat dimanfaatkan untuk menguak kebiasaan hiu paus di Teluk Cenderawasih yang masih misterius. Sumaryono mengatakan, walau hiu paus dapat dengan mudah ditemukan, masih belum diketahui lokasi di mana mereka berkembang biak.

Adapun, hiu paus di Teluk Cenderawasih memiliki perbandingan jenis kelamin yang jauh. Dari 203 hiu paus, hanya ada enam ekor betina dan 17 ekor yang belum diketahui jenis kelaminnya. 

Dengan metode dan perangkat canggih yang merupakan dukungan PIS, pihak BBTNTC kini dapat melakukan pemantauan hiu paus secara lebih intensif. "Sebelumnya, monitoring hiu paus hanya dilakukan setahun sekali atau dua kali," ujar Sumaryono.

"Dengan adanya dukungan dari PIS, kita sekarang dapat melakukan pendataan individu hiu paus baru, atau yang sedang muncul pada saat pemantauan, serta mengumpulkan data lingkungan secara bulanan," lanjutnya.

Kini, jika Anda berkunjung ke Teluk Cenderawasih, menemukan hiu paus dengan perangkat "aneh" di punggungnya, jangan khawatir. Hiu paus yang Anda lihat, sedang dalam pemantauan supaya spesiesnya tetap terjaga hingga anak cucu kita kelak.