Nationalgeographic.co.id—Reruntuhan kuno Chichén Itzá, yang merupakan bagian dari peradaban Maya, menyimpan banyak bukti tentang praktik pengorbanan ritual mereka.
Misalnya, adanya ukiran yang menggambarkan kepala yang terpenggal dengan semburan darah di dekat area permainan bola dari kota kuno.
Selain itu, kerangka dari ratusan korban telah ditemukan di Sacred Cenote, yaitu sebuah lubang alam yang sangat besar dengan diameter mencapai 60 meter.
Baru-baru ini, DNA kuno dari sebagian korban termuda di kota ini telah memberikan tambahan informasi mengenai cerita mereka.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature telah menganalisis genom dari tengkorak puluhan anak-anak dan bayi yang ditemukan di sebuah ruang bawah tanah di lokasi tersebut, yang sekarang berada di wilayah Meksiko modern.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa semua korban adalah laki-laki, dan yang mengejutkan adalah banyak di antara mereka yang merupakan kerabat dekat, termasuk sepasang kembar identik.
"Ini adalah temuan yang sangat mengejutkan," ujar Oana Del Castillo-Chávez, seorang antropolog biologi dan salah satu penulis studi tersebut dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Yucatán di Mérida, Meksiko.
Beliau menambahkan bahwa temuan-temuan dari Sacred Cenote mencakup baik anak laki-laki maupun perempuan.
Selain itu, tidak ada bukti sebelumnya dari Chichén Itzá atau kota-kota Maya lainnya yang menunjukkan adanya pengorbanan kerabat dekat.
"Para korban muda dalam studi terkini ini ternyata memiliki hubungan genetik yang erat dengan penduduk modern yang tinggal di dekat Chichén Itzá," terang Ewen Callaway di laman Nature.
Genom mereka mengandung variasi genetik yang mungkin berkaitan dengan paparan leluhur mereka terhadap wabah penyakit pada abad ke-16.
Baca Juga: Asal-usul Pengorbanan: Dari Hadiah untuk Dewa Hingga Faktor Ekonomi