Namun, pada akhir abad ke-13, umat Islam telah berhasil merebut kembali Tanah Suci, yang menghilangkan alasan awal keberadaan Templar.
"Philip IV dari Prancis, yang kekurangan uang, melihat peluang untuk menghasilkan keuntungan," tulis Cavendish. Philip, yang terlilit utang akibat perang dengan Inggris, melihat Templar sebagai sumber dana yang menggiurkan.
"Dia mungkin juga merasa tidak aman dengan kekuatan Templar," tambah Cavendish. Pada tahun 1307, Philip IV memerintahkan penangkapan semua Templar di Prancis.
Pada tahun 1307, pasukan Philip menangkap semua Templar di Prancis pada hari yang sama dia menyerahkan mereka ke Inkuisisi untuk diinterogasi dan menyita semua properti Ordo di Prancis.
Para Templar dituduh melakukan berbagai kejahatan, termasuk penyembahan setan, penistaan terhadap salib, dan homoseksualitas.
Mereka yang ditangkap disiksa, ditekan, dan dicuci otaknya hingga banyak dari mereka yang mengakui kekejian ini. Di bawah tekanan penyiksaan, banyak dari anggota Kesatria Templar yang mengaku bersalah.
Mereka umumnya mengaku kepada para penyelidik sebagai korban yang tidak bersalah dari sebuah sistem yang tidak dapat mereka kendalikan.
Banyak yang mengatakan bahwa meskipun dilarang keras untuk berhubungan dengan wanita, mereka telah dipaksa (dengan sangat terpaksa, mereka menekankan) untuk melakukan hubungan sesama jenis. Mereka juga dipaksa untuk menyangkal Kristus dan meludahi salib.
Salah satu tuduhan yang paling mengejutkan adalah penyembahan terhadap Baphomet. "Beberapa pengakuan menceritakan tentang penyembahan terhadap kepala yang aneh, kadang-kadang disebut Baphomet," tulis Cavendish.
Kepala itu digambarkan dengan berbagai macam cara seperti diukir dari kayu atau dilukis di atas balok, berjenggot, ditutupi dengan daun perak atau emas, atau dengan empat kaki.
Baca Juga: Nasib Akhir Kesatria Templar Dituduh Homoseksual dan Sembah Baphomet