Baphomet, dari Kambing Hitam Kesatria Templar hingga Simbol Satanisme

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 19 Juni 2024 | 18:00 WIB
Penggambaran Kambing Sabat tahun 1856 dari Dogme et Rituel de la Haute Magie oleh Éliphas Lévi. Apa sebenarnya arti setiap bagian pada patung Baphomet yang ada di kuil Satanic seperti salam dua jari dan simbol pentagram. (Éliphas Lévi)

"Tidak ada alasan yang masuk akal untuk mempercayai pengakuan tersebut," tegas Cavendish.

Baphomet: Dari Islam hingga Okultisme

Penulis Ancient Origin, Wu Mingren, mencatat bahwa referensi terawal tentang Baphomet berasal dari surat seorang tentara salib Prancis pada tahun 1098.

"Menurut tentara salib itu, kaum Muslim di Tanah Suci memanggil 'Baphometh' tertentu sebelum pertempuran," tulis Mingren.

Nama Baphomet diperkirakan merupakan distorsi dari nama Nabi Muhammad.

"Saat ini sudah diterima secara umum bahwa nama ini merupakan penyimpangan dari Muhammad, pendiri Islam," jelas Mingren.

Meskipun tidak ada bukti konkret tentang keberadaan Baphomet sebagai entitas fisik, nama ini terus hidup dalam sejarah dan menjadi simbol yang penuh teka-teki.

Pada abad ke-19, ahli sihir Prancis Eliphas Levi menggambarkan Baphomet sebagai "Sabbatic Goat," sosok berkepala kambing yang melambangkan persatuan kekuatan yang berlawanan.

Okultis terkenal Aleister Crowley, pada abad ke-20, menghubungkan Baphomet dengan Setan. Crowley menentang pandangan tradisional Kristen tentang Setan dan melihat Baphomet sebagai simbol pengetahuan terlarang dan pemujaan rahasia.

Melalui pandangan Crowley, Baphomet bertransformasi dari nama misterius yang dikaitkan dengan kaum Muslim menjadi simbol kontroversial yang dikaitkan dengan penyembahan setan dan tradisi magis kuno.

Nama Baphomet terus hidup hingga saat ini, menjadi simbol yang kuat dalam berbagai gerakan okultisme dan satanisme modern.