Sejarah Kelam Denmark-Inggris: Dari Penjarahan hingga Pembantaian

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 20 Juni 2024 | 12:10 WIB
Ilustrasi Pembantaian St. Brice's Day yang terjadi pada tahun 1002. Alih-alih menyerah, para Viking justru semakin brutal dalam balas dendamnya. (Via Midjourney for National Geographic Indonesia)

Pada tahun 1013, Sweyn Forkbeard, seorang raja Viking yang ambisius dan ahli strategi, berhasil menaklukkan seluruh Inggris. Kepemimpinan Forkbeard membuka jalan bagi putranya, Cnut the Great, untuk naik takhta.

Cnut tidak hanya dikenal sebagai seorang pemimpin militer yang ulung, tetapi juga sebagai seorang negarawan yang visioner.

Di bawah pemerintahannya, Inggris mengalami masa kemakmuran dan stabilitas. Cnut berupaya menyatukan Inggris dan tanah airnya, Skandinavia, di bawah panji Kekaisaran Laut Utara.

Visi ambisiusnya ini mencerminkan kekuatan dan pengaruh Viking yang telah mengakar di Inggris. Namun, kejayaan ini tidak berlangsung lama. Setelah kematian Cnut pada tahun 1035, kerajaan yang dibangunnya mulai goyah.

Perebutan kekuasaan di antara ahli warisnya, ditambah dengan meningkatnya perlawanan dari faksi Anglo-Saxon, menyebabkan ketidakstabilan politik dan melemahnya kekuasaan Denmark.

Warisan Viking di Tanah Inggris

Lebih dari sekadar penakluk, bangsa Viking membawa serta keahlian, tradisi, dan inovasi yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Inggris.

Pertama, Viking adalah petani yang terampil. Mereka memperkenalkan metode pertanian baru, seperti sistem pergiliran tanaman dan penggunaan pupuk organik, yang meningkatkan produktivitas pertanian di Inggris.

Keahlian mereka dalam pengelolaan lahan membantu meningkatkan hasil panen dan menopang pertumbuhan ekonomi.

Kemudian, tak diragukan lagi, Viking adalah pelaut dan pedagang yang berpengalaman. Mereka membangun jaringan perdagangan yang luas, menghubungkan Inggris dengan Skandinavia dan benua Eropa lainnya.

Mereka membawa serta barang-barang dari berbagai daerah, memperkaya perdagangan dan ekonomi Inggris. Keterampilan mereka dalam pembuatan kapal, khususnya, sangat penting untuk pengembangan industri maritim Inggris.

Terakhir, Viking meninggalkan jejak budaya yang mendalam di Inggris. Mereka memperkenalkan bahasa, tradisi, dan kepercayaan mereka, yang bercampur dengan budaya Anglo-Saxon dan membentuk identitas budaya Inggris yang lebih kaya.

Meskipun kedatangan Viking di Inggris awalnya diwarnai oleh konflik, mereka akhirnya memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan masyarakat Inggris.