Pada saat itu juga, Eropa sedang memasuki masa kebangkitan klasik dalam hal arsitektur dan seni. Maka harta karun yang ditemukan di reruntuhan Pompeii pun menjadi barang incaran untuk rumah-rumah elite Eropa.
Grand Tour, perjalanan mengelilingi Eropa, dilakukan oleh bangsawan, penulis, penyair, dan seniman. Pompeii menjadi tempat yang 'wajib dilihat' dalam rencana perjalanan Grand Tour.
Para pengunjung mendokumentasikan perjalanan itu dalam kata-kata dan gambar. Banyak di antaranya kini menjadi sumber bagus bagi sejarawan yang ingin merekonstruksi penggalian awal situs tersebut.
Pada saat ada pejabat penting yang berkunjung, 'penemuan' mendadak akan terjadi di parit. Pengunjung yang beruntung sering kali membawa pulang kenang-kenangan atas penemuan itu.
Pengaruh Pompeii terhadap seni, sastra, puisi, dan musik sangat besar pada masa ini. Daya tarik ini pun terus berkembang selama bertahun-tahun seiring dengan berlanjutnya penggalian.
Pada abad ke-19, perburuan harta karun Bourbon dihentikan demi ketertiban dan pencatatan di bawah manajemen direktur baru, Giuseppe Fiorelli. Fiorelli-lah yang mengubah pandangan Pompeii sebagai tempat harta karun menjadi tempat penuh cerita dan sejarah. Meskipun Fiorelli tidak sempurna, para arkeolog dan sejarawan saat ini tetap berutang budi pada catatan sistematisnya selama penggalian.
Peninggalan Amadeo Maiuri
Sebagai profesor di Universitas Naples, Amadeo Maiuri meninggalkan warisan di Pompeii yang tidak dapat diabaikan. Ia juga merupakan seorang arkeolog dari salah satu situs bersejarah paling penting di dunia.
Pada 1924, setelah mengerjakan berbagai situs arkeologi di Eropa, Maiuri dilantik sebagai Direktur Museum Arkeologi Nasional di Naples. Ia juga ditunjuk menjadi kepala penggalian di Pompeii dan Herculaneum, dan pengawas barang antik untuk wilayah Campania.
Maiuri dan timnya mengungkap banyak area baru di kota tersebut. Ia bahkan mengusulkan kronologi sejarah kota tersebut yang masih dibahas dalam perdebatan ilmiah penting hingga saat ini.
Pada tahun 1770, Rumah Ahli Bedah (dinamakan demikian karena peralatan bedah yang ditemukan di sini) ditemukan. Penggalian rumah itu dimulai kembali pada tahun 1926 oleh tim Maiuri. Selama perang, Maiuri berbuat banyak untuk melindungi artefak agar tidak jatuh ke tangan Nazi.