Rambut kita berganti karena setiap jenis rambut memiliki tiga fase, yakni anagen, katagen, dan telogen. Fase anagen adalah ketika rambut kita tumbuh akibat perkembangan sel atau perkembangan hormon. Ketika semakin matang, rambut memasuki fase katagen yang merupakan transisi menuju telogen. Telogen inilah fase terakhir di mana rambut mulai rontok.
Hanya saja, setiap anggota tubuh punya waktu siklus yang berbeda. Kulit kepala kita mengalami fase siklus ini bertahun-tahun. Lain halnya dengan rambut di kulit wajah, yang bisa berlangsung dalam hitungan bulan. Perbedaan laju siklus inilah yang menyebabkan mengapa jenggot lebih cepat tumbuh ketimbang rambut di kepala.
Selain itu, ketika rambut di kepala mengalami kerontokan dalam fase telogen, periode pertumbuhannya semakin pendek. Periode kerontokannya pun semakin panjang.
Testosteron: Menumbuhkan dan Merontokkan Rambut
Testosteron memang bertanggung jawab dalam pertumbuhan rambut. Namun, hormon ini juga yang menyebabkan kerontokan rambut. Hal ini disebabkan dihidrotestosteron (DHT) yang dibuat oleh testosteron.
DHT adalah salah satu hormon androgen yang lebih banyak dijumpai pada tubuh pria. DHT lebih sering menganggu pertumbuhan rambut di kulit kepala dibandingkan anggota tubuh lainnya yang memiliki rambut.
Sekitar 10 persen testosteron pria dewasa bisa menjadi DHT berkat enzim yang disebut 5-aplha reductase (5-AR). DHT kemudian terhubung pada reseptor yang ada pada folikel rambut di kulit kepala. Dampaknya, folikel pada rambut terganggu untuk menjaga kesehatan rambut.
Siklus folikel rambut kepala kita lebih mudah terganggu dibandignkan rambut di wajah. Ini pula yang menyebabkan jenis penyakit tertentu mendorong rambut kepala mengalami kerontokan, sementara janggut tetap tumbuh lebat.