Kenapa Kulit Wajah Kita Bisa Menghasilkan Lebih Banyak Minyak?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 25 Juli 2024 | 10:00 WIB
Kulit wajah kita bisa menghasilkan minyak daripada pada anggota tubuh lainnya. Padahal, kulit kita memiliki kelenjar berminyak. Apa yang menyebabkan minyak di wajah lebih banyak? (John Tekeridis/Pexels)

Nationalgeographic.co.id - Anda mungkin jengkel ketika berswafoto, muka terlihat mengkilap di kening atau pipi. Kilapan ini disebabkan minyak di wajah kita.

Padahal, tidak semua orang suka dengan kondisi ini, terutama jika hendak bertemu seseorang yang penting, sehingga harus membawa kertas minyak wajah dan membersihkannya di toilet.

Minyak ini pula yang menjadi salah satu alasan wajah kita bisa muncul jerawat. Meski menjengkelkan, minyak di wajah sebenarnya baik untuk kelembaban kulit dan mencegah pertumbuhan bakteri. Dari mana minyak di wajah kita?

Kelenjar minyak di tubuh kita

Minyak yang ada di tubuh berasal dari kelenjar minyak dalam kulit kita. Sebum atau minyak kulit mengandung asam lemak, trigliserida, lilin ester yang dihasilkan asam lemak dan alkohol lemak, skualena, dan kolesterol. Lilin ester dan skualena dari makhluk lain sering dimanfaatkan membuat produk kecantikan.

Jika Anda melihat ilustrasi anatomi kulit, kelenjar minyak terletak dekat dengan rambut atau bulu. Hanya saja, kelenjar ini paling banyak terdapat di kulit bagian wajah dan kepala. Itu sebabnya, wajah dan kepala kita lebih sering dalam kondisi berminyak.

Baik bagi kulit wajah maupun rambut di kepala, produksi minyak bisa menjaga mereka tetap lembap. Akan tetapi, produksinya yang berlebih bisa menyebabkan rambut lembap dan susah diatur. Sementara pada wajah, produksi minyak berlebih dapat menyebabkan komedo dan jerawat.

Produksi minyak ini berasal dari kumpulan hormon seks kita (androgen). Dari semua hormon seks tersebut, testosteron adalah yang paling aktif, baik oleh pria dari testis maupun wanita dari ovarium.

Struktur jaringan yang ada pada kulit manusia. Kelenjar minyak terletak di dekat rambut. Inilah yang menyebabkan rambut juga bisa menghasilkan minyak. (Betts, et al., 2013)

Ketika menginjak usia remaja atau memasuki usia pubertas, pria biasanya memiliki jumlah hormon yang banyak sehingga menghasilkan lebih banyak minyak daripada wanita. Itu sebabnya, banyak laki-laki pada tingkat SMP mungkin mulai memiliki jerawat dengan jumlah yang sangat banyak.

Semakin matang organ reproduksi, masa pubertas pun berlalu. Produksi minyak pada kulit pun menurun yang menyebabkan kulit kering di usia dewasa.

Baca Juga: Tren Kecantikan Sejarah Dunia Kuno yang Aneh untuk Dunia Kini

Pada usia dewasa pula, kulit mengalami proses penuaan yang seiring dengan berkurangnya produksi minyak kulit. Hal ini pula yang menyebabkan lansia lebih berisiko mengalami kulit kering dan pecah-pecah.

Manfaat minyak kulit

Selain menjaga kelembapan kulit, minyak kulit berfungsi menjaga kadar asam kulit tetap normal, sekitar 4,5–6,0 pH. Asam ini dapat mencegah pertumbuhan jenis bakteri dan jamur yang membuat minyak kulit sebagai benteng pertahanan alami kulit kita.

Skualena  dalam minyak kulit memiliki fungsi pertahanan kulit dari sinar matahari ultraviolet. Ultraviolet menyebabkan penuaan dan penyakit kulit. Hanya saja, skualena dari minyak kulit kurang ampuh, sehingga membutuhkan tabir surya supaya lebih maksimal melindungi kulit.

Tidak hanya keringat, minyak kulit dapat membantu mengatur suhu tubuh kita. Fungsinya yang menjaga kelembapan kulit ini dapat mengondisikan suhu pada kulit kita.

Berkat minyak kulit, kita bisa memiliki aroma atau bau alami tubuh. Setiap orang memiliki aroma tubuh yang berbeda-beda, tergantung kebiasaan, kadar minyak kulit, dan bakteri yang mengonsumsi minyak kulit.

Minyak kulit dan makanan yang kita santap

Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa makanan yang masuk ke dalam tubuh berperan pada produksi minyak di kelenjar minyak. Produksi minyak bisa semakin meningkat jika makanan yang kita makan mengandung lemak, dan karbohidrat.

Ada pun gula dan protein susu, dapat menyebabkan peningkatan kadar insulin dalam tubuh. Pada gilirannya, peningkatan insulin merangsang jumlah produksi di kelenjar minyak.

Penjelasan ini yang menjadi alasan mengapa ahli gizi dan kulit menyarankan diet tertentu untuk menghindari permasalahan kulit, termasuk jerawat dan komedo.