Pesona Lab Apung Kelas Internasional Whale Shark Center di Teluk Cenderawasih

By National Geographic Indonesia, Rabu, 10 Juli 2024 | 15:00 WIB
Whale Shark Center sudah ada sejak 2019 sebagai tempat penelitian hiu paus di Teluk Cenderawasih. Lewat komitmen kerja samanya, PT. Pertamina International Shipping akan meremajakan fasilitas riset tersebut agar berkualitas internasional. (Ricky Martin / National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Sekitar dua kilometer dari bibir Pantai Sowa, Nabire, fasilitas Whale Shark Center mengapung. Fasilitas ini terdapat enam ruangan, dan beberapa lubang berbentuk persegi panjang yang dapat melihat bagian dasar Teluk Cenderwasih.

Siapa pun yang datang, akan terpesona dengan pemandangan teluk dan perbukitan yang ditutupi hutan sekitar Nabire bak permadani hijau berbahan bulu domba. Keindahan inilah yang membuat WSC digunakan sebagai destinasi ekowisata melihat hiu paus.

Awalnya, WSC didirikan empat tahun lalu di bawah manajemen Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC). Selain ekowisata, fungsinya diperuntukkan sebagai fasilitas penelitian hiu paus bagi ilmuwan dan pegiat konservasi. Pengelolanya lintas pihak, termasuk Pemda Papua, Universitas Papua (UNIPA), Litbang LHK, berbagai LSM, dan masyarakat.

Kemudian, COVID-19 menerpa Bumi Cenderawasih pada Maret 2020. Pandemi global ini membuat pengelolaan Whale Shark Center terbengkalai.

Jumat siang tanggal 7 Juni 2024, saya datang bersama kawan-kawan PT. Pertamina International Shipping (PIS) dan BBTNTC. Kami berkeliling fasilitas tersebut. Terlihat dengan jelas di mata saya, beberapa coretan dari tangan usil dan sebagian bangunan rontok diterpa angin kencang.

Padahal, fasilitas ini masih terlihat cantik dan bahan-bahan bangunan yang kokoh. Ruangannya pun nyaman untuk ditinggali, hanya saja masih kosong tanpa ada peralatan yang menunjukkannya sebagai tempat penelitian atau ekowisata.

"Rencananya kita ingin membuat WSC ini lebih hidup dan kualitasnya setara internasional," kata Muhammad Aryomekka Firdaus, Corporate Secretary PIS.

Pada Agustus 2023, PIS menandatangani nota kesepakatan bersama Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kesepakatan ini menjadikan Taman Nasional Teluk Cenderawasih sebagai tempat kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PIS.

Bukan sembarang CSR yang dilakukan PIS di teluk besar Papua ini. Upaya yang dilakukan PIS adalah pemberdayaan kawasan TNTC. Program pemberdayaannya antara lain pemberdayaan ekowisata, pemasangan alat GPS dan pemantauan hiu paus, dan pemeliharaan fasilitas Whale Shark Center.

"Ke depannya, WSC ini akan ditarik lebih dekat lagi ke pesisir," kata Sumaryono, Pengendali Ekosistem Habitat Seksi Pengelolaan TNTC Kwatisore. "Selain lebih dekat aksesnya dari Sowa, ada banyak ikan kecil di sana, jadi hiu paus bisa lebih banyak mampir di sekitar WSC."

Aryo menjelaskan, ada banyak yang harus dilakukan PIS bersama KLHK untuk memelihara WSC. Rencananya, peralatan dan perlengkapan fasilitas tersebut harus menunjang kebutuhan konservasi hiu paus.

Baca Juga: Kisah Pemuda Penjaga Gurano Bintang, Raksasa Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih