Mengapa Sebagian Orang Menyukai Bau yang Menjijikkan? Ini Alasannya!

By Sysilia Tanhati, Minggu, 30 Juni 2024 | 12:00 WIB
Bunga bangkai berbau seperti campuran ikan busuk, kotoran, dan hewan yang mati. Namun mengapa banyak orang yang tertarik dengan baunya? (Difa Restiasari)

Nostalgia akan bau tak sedap

Ada alasan lain mengapa kita terkadang merindukan bau yang tidak sedap. Ada sebuah tarikan yang juga datang dari lubuk hati kita: nostalgia. Sama seperti rumput yang baru dipotong dapat membangkitkan perasaan musim panas di masa kanak-kanak.

Bagi sebagian dari kita, asap rokok berbau seperti ayah atau kakek. Penciuman sering dikatakan sebagai indra yang paling erat kaitannya dengan ingatan.

Para ilmuwan mempunyai nama untuk fenomena ini: efek Proust. Dalam novel In Search of Lost Time, aroma madeleine yang baru dipanggang memicu banjir kenangan indah tentang masa kecil narator.

Ahli saraf berpendapat bahwa efek ini adalah hasil aktivitas di bagian penciuman otak, yang memproses bau. Ternyata, olfactory bulb terhubung langsung ke hipokampus dan amigdala, bagian otak yang terlibat dalam memori dan emosi.

Beberapa eksperimen mendukung fakta ini. Sebuah studi tahun 2011 yang dilakukan oleh para peneliti Universitas Utrecht menunjukkan bahwa bau memicu ingatan yang lebih intens dan mendetail dibandingkan suara.

Khususnya ingatan yang tidak menyenangkan. Bau yang memicu ingatan pribadi yang baik dapat meningkatkan emosi positif dan mengurangi efek fisiologis stres, seperti peradangan.

Jadi mungkin kadang-kadang, kita bisa belajar mengasosiasikan bau busuk dengan pengalaman yang membahagiakan. Misalnya jalan-jalan ke kebun raya untuk mencium bau bunga bangkai.

Bagaimanapun juga, sebuah gambar mungkin bisa bermakna ribuan kata. Namun satu hembusan napas bisa menyimpan kenangan seumur hidup.