Toyota Eco Youth Goes To Yogya: Dorong Generasi Muda Bertindak untuk Planet Bumi

By Ade S, Minggu, 30 Juni 2024 | 15:33 WIB
Acara Sosialisasi Toyota Eco Youth 13 Goes To Yogyakarta yang digelar pada Selasa (25 Juni 2024), di Hall Isvara Riverside, Nambongan, Kab. Sleman, Yogyakarta. (Dok. Toyota Eco Youth)

Nationalgeographic.co.id—Usai menyapa para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Jakarta, Balikpapan, Makassar, Sorong, dan Surabaya, tim Toyota Eco Youth (TEY) 13 kali ini mengunjungi Yogyakarta, pada Selasa 25 Juni 2024.

Bertempat di Hall Isvara Riverside, Kabupaten Sleman, acara yang dihadiri ratusan siswa-siswi SMA dan sederajat di wilayah Yogyakarta dan beberapa alumni TEY tersebut dibuka dengan tari Sekar Pudyastuti.

Sebagai pembuka, Senior Executive Project Leader PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Kazuhiro Fukazawa mengingatkan bagaimana saat ini kita semakin merasakan dampak dari pemanasan global dan perubahan iklim.

Senior Executive Project Leader PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Kazuhiro Fukazawa dalam acara Sosialisasi Toyota Eco Youth 13 Goes To Yogyakarta yang digelar pada Selasa (25 Juni 2024), di Hall Isvara Riverside, Nambongan, Kab. Sleman, Yogyakarta. ()

"Dampaknya menjadi lebih lama, lebih intens, dan lebih bervariasi. Hal ini terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia," jelas Fukazawa.

Di sisi lain, menurut Fukazawa, pemerintah seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah mengambil berbagai inisiatif untuk mengurangi kondisi tersebut. Terutama setelah Perjanjian Paris 2015.

Untuk itu, melalui TEY 13, Fukazawa berharap generasi muda semakin sadar tentang permasalahan lingkungan hidup sekaligus mengambil tindakan untuk menyelamatkan bumi.

Hal senada disampaikan oleh Taro Ueno, In External Affairs Division PT TMMIN. Menurut Ueno, pemuda perlu didorong untuk semakin peduli terhadap lingkungan karena ini terkait dengan masa depan.

"Saya berharap semangat adik-adik untuk berpartisipasi dalam TEY 13," tutur pria yang sudah lebih 20 tahun tinggal di Indonesia tersebut.

Apalagi, tambah Ueno, di Indonesia, di mana jumlah penduduk muda besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 mencapai 64,16 juta jiwa atau setara 23,18% dari total penduduk Indonesia.

Ueno juga berharap program TEY yang sudah berlangsung sejak 2005 ini akan lebih banyak menerima ide-ide kreatif dari para siswa.

Seperti 8.300 ide yang sudah pernah disampaikan oleh peserta-peserta TEY sebelumnya yang berasal dari 1.700 sekolah.

Baca Juga: Kick Off Toyota Eco Youth Ke-13: Generasi Muda Siap Berinovasi untuk Lingkungan

Bumi yang semakin menyengat

Dalam kesempatan yang sama, Editor National Geographic Indonesia Ade Sulaeman memaparkan tentang dekarbonisasi. Istilah ini sendiri merupakan tema dari TEY 13.

Ade menjelaskan bahwa dekarbonisasi adalah beragam upaya untuk mencegah atau setidaknya mengurangi jumlah karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas kita sehari-hari.

"Mengapa dekarbonisasi perlu dilakukan? Sebab pemanasan global yang saat ini terjadi dipicu oleh banyaknya karbon dioksida di atmosder kita," jelas Ade.

Ade juga menjelaskan beragam dampak dari pemanasan global yang belum banyak diketahui. Salah satunya adalah mencairnya es di kutub utara yang bisa memicu munculnya virus atau bakteri zaman kuno.

Virus-virus atau bakteri-bakteri ini, menurut Ade, menjadi menakutkan karena kita sama sekali belum mengetahui seberapa mematikan dampaknya jika sampai menyerang manusia.

Taro Ueno, In External Affairs Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia sedang menjelaskan tentang pentingnya keterlibatan pemuda dalam menjaga lingkungan dalam acara Sosialisasi Toyota Eco Youth 13 Goes To Yogyakarta, yang digelar pada Selasa (25 Juni 2024), di Hall Isvara Riverside, Nambongan, Kab. Sleman, Yogyakarta. (Dok. Toyota Eco Youth)

Sementara Syarifa Yurizdiana, pegiat lingkungan dan Head of Research and Education Zero Waste Indonesia memaparkan bagaimana sampah turut menyumbang pemanasan global.

Menurut Diana, gas metan yang dihasilkan dari sampah yang membusuk berpotensi 21 kali lebih besar mengakibatkan pemanasan global dibanding karbon dioksida.

"Jadi, tidak hanya secara fisik sampahnya numpuk, tapi juga ada gas metan yang memicu efek rumah kaca," ucap Diana.

Sayangnya, Diana menemukan hanya 50 persen dari sampah yang dikelola dengan hanya 30 persen di antaranya yang bisa didaur ulang.

Untuk itulah, Diana mendorong masyarakat untuk lebih sadar terhadap setiap tindakan yang berdampak terhadap lingkungan. Meski begitu, dirinya menekankan bahwa tindakan tersebut tidak melulu harus bersifat ekstrem.

"Zero waste itu tidak sama dengan tanpa plastik sama sekali. Tapi lebih bagaimana jika tidak sudah terpakai, bisa dimanfaatkan lagi," tutur Diana.

Dalam edisi ke-13, Toyota Eco Youth (TEY) mengangkat tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi." Kompetisi ini ditujukan untuk pelajar SMA dan sederajat di seluruh Indonesia. 

Hingga 30 Juni, sebanyak 713 proposal inovasi eco project dari para pelajar SMA atau sederajat dari seluruh Indonesia telah diterima oleh panitia TEY) ke-13.

Untuk menjaring lebih banyak inovasi demi lingkungan yang lebih baik dan bumi tetap lestari, tim TEY ke-13 membuka pendaftaran gelombang kedua. Tim TEY membuka kembali kesempatan pendaftaran ini hingga 31 Juli 2024.

Informasi lebih lanjut tentang proyek ini dapat ditemukan di situs web ToyotaEcoYouth.com atau melalui nomor WhatsApp 0811252413. Semangat berpartisipasi!