London hanya berjarak 30 menit dari pangkalan Luftwaffe dan menjadi sasaran empuk berkat kelokann dramatis yang sangat terlihat (bahkan di malam hari) di Sungai Thames.
Pada akhirnya, strategi itu gagal melemahkan tekad Inggris, tetapi ratusan ribu warga sipil dipastikan harus menjadi korban dan menjalani mimpi buruk.
Pengeboman berlangsung selama sembilan bulan dengan periode panjang ketika serangan terjadi setiap malam.
Pemicu London Blitz
Peristiwa London Blitz dipicu ketika Inggris melakukan pengeboman ke wilayah sipil Jerman. Hal itu terjadi ketika sekelompok kecil pesawat Heinkel He 111 milik Inggris mengebom kota Berlin, Jerman pada 24 Agustus 1940.
Pesawat itu dikirim untuk menyerang terminal minyak tetapi secara keliru menyerang kota, sehingga hal itu memicu pengeboman balasan terhadap wilayah sipil yang meningkat selama sisa perang.
RAF (angkatan udara Inggris) mengebom Berlin pada 25 Agustus, sementara Luftwaffe (angkatan udara Jerman) mengirim 300 pengebom untuk menyerang London pada 7 September.
Pengeboman berlanjut hingga Mei 1941, dan pers Inggrislah yang pertama kali menyebut serangan berkelanjutan ini 'Blitz'.
Pesawat Jerman bermarkas di Prancis dan Belanda yang diduduki.
Sementara angkatan udara Italia beroperasi dari Belgia yang diduduki, juga ikut serta dalam Blitz.
Terkadang hanya tujuh pesawat yang menyerang London, dalam serangan lain ada 400, tetapi serangan rata-rata melibatkan sekitar 250 pesawat.
Baca Juga: Pertandingan Berdarah Serdadu Kekaisaran Jepang Demi Satu Wanita