London Blitz, Ketika Inggris Luluh Lantak dalam Sejarah Perang Dunia II

By Ricky Jenihansen, Senin, 22 Juli 2024 | 09:00 WIB
Raja George VI dan Ratu Elizabeth di tengah reruntuhan dampak London Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2. (Imperial War Museums/Creative Commons)

Dalam sejarah Perang Dunia II, tercatat sekitar 6 juta anak dan ibu mengungsi ke kota-kota kecil dan komunitas pedesaan, empat juta orang masuk dalam skema evakuasi Operasi Piped Piper milik pemerintah.

Evakuasi tersebut mencakup pengiriman beberapa anak ke Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.

Sedangkan sekitar satu juta anak-anak di London dievakuasi, meskipun sebagian besar kembali ke rumah selama bulan-bulan awal perang mulai berakhir, yang disebut Perang Palsu.

Keputusan untuk mengungsi merupakan keputusan yang sulit bagi para orang tua. Pengalaman anak-anak sangat bergantung pada kebaikan dan toleransi para orang tua asuh sukarela yang menerima mereka.

Beberapa di antaranya bahkan harus terpisah selama beberapa tahun hingga perang berakhir.

Pengalaman tersebut berkontribusi pada percampuran sosial yang lebih besar di Inggris hingga saat ini. Semua pihak melihat bagaimana orang lain hidup dan menyaksikan kebiasaan yang tidak akan pernah mereka bayangkan.

Ada juga dampak psikologis yang bertahan lama bagi banyak orang, dan studi tentang bagaimana anak-anak terpengaruh secara mental.

Baik mereka yang dievakuasi maupun mereka yang tinggal di rumah untuk menanggung pengeboman. Hal itu menimbukan trauma baru dan bertahan lama dalam ingatan anak-anak Inggris ketika itu.

Di sisi lain, anak-anak dan ibu-ibu muda bukan satu-satunya yang dievakuasi. Banyak orang dewasa meninggalkan kota hanya untuk bermalam dan kembali keesokan paginya, sebuah fenomena yang dikenal sebagai 'trekking'.

Karya seni juga dievakuasi dari bahaya. Patung- patung Parthenon dan harta karun lainnya dari British Museum dikemas dalam peti dan disimpan di stasiun bawah tanah di jalur Piccadilly.

Sementara karya seni dan patung publik yang tidak dapat dipindahkan dibungkus dalam kemasan dan karung pasir.

Meskipun Lord Nelson di atas podiumnya yang tinggi di Trafalgar Square dibiarkan menatap tajam ke arah pesawat yang datang.

Peristiwa London Blitz telah menjadi catatan kelam bagi warga London dalam Sejarah Perang Dunia II bahkan hingga saat ini.