Nationalgeographic.co.id—Jangan anggap sepele perubahan iklim. Fenomena yang dipicu ketidakseimbangan di alam ini bisa menghasilkan bencana dahsyat, yang berdampak pada kehidupan manusia.
Sepanjang sejarah peradaban manusia, perubahan iklim telah berkali-kali terjadi secara alami. Dampaknya, bisa memicu keruntuhan peradaban kuno di berbagai peradaban yang pernah kita kenal. Berikut di antaranya.
Peradaban Lembah Indus
Peradaban Lembah Indus muncul di sekitar Sungai Indus sekitar Pakistan dan India modern pada 3000 SM. Masyarakat yang berada di peradaban ini bermukim dalam perkotaan yang memiliki jaringan penyimpanan air yang canggih. Kisah tentang mereka selalu menjadi halaman awal ketika membahas peradaban awal kebudayaan Asia Selatan.
Berdasarkan kajian arkeologis, aliran air sangat penting untuk menopang kehidupan Peradaban Lembah Indus untuk pertanian dan perdagangan selama hampir satu milenium. Sumber airnya berasal dari sungai-sungai besar yang akhirnya bermuara di Samudra Hindia.
Kepesatannya mengundang masyarakat dari berbagai bangsa datang, menjadikannya sebagai pusat kosmopolitan kuno.
Sempat diduga bahwa kehancuran Peradaban Lembah Indus disebabkan kedatangan bangsa Arya (Iran). Namun, pelbagai temuan arkeologis justru meninjau peradaban ini telah runtuh jauh sebelum bangsa Arya tiba.
Perubahan iklim menghancurkan peradaban kuno ini dengan kekeringan yang terjadi sekitar 2000 SM. Fenomena ini berlangsung secara luas di Asia, sehingga dampaknya pun mungkin menekan mengapa bangsa Arya datang setelahnya.
Penurunan curah hujan monsun ini mulai melumpuhkan pertanian, dilanjutkan pada perdagangan, yang pada gilirannya menurunkan populasi penduduk. Setelah berjuang selama dua abad, penduduk Peradaban Lembah Indus bermigrasi ke timur.
Peradaban Maya
Kejatuhan peradaban di Amerika memang dipicu kedatangan bangsa Eropa pada abad ke-16. Jauh sebelum itu, peradaban di sini sudah pernah mengalami kejatuhan akibat perubahan iklim. Peradaban Maya di Amerika Tengah, yang pernah bertahan sekitar 3.000 tahun, adalah salah satunya.
Baca Juga: Kenapa Atlet Olimpiade dalam Peradaban Yunani Kuno Bertelanjang Bulat?