Sejarah Dunia: Ketika Ajang Olimpiade Menjadi Arena Operasi Agen CIA

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 5 Agustus 2024 | 12:27 WIB
Anggota tim AS berpartisipasi dalam upacara pembukaan di Olimpiade 1960 di Roma. (Via Smithsonian Magazine)

Nationalgeographic.co.id—Al Cantello adalah seorang atlet Olimpiade yang perjalanan hidupnya berbelok tajam pada akhir tahun 1959. Pelempar lembing ini menerima panggilan telepon dari seseorang misterius, yang memintanya untuk bertemu di Willard Hotel, Washington, D.C.

Tanpa tahu apa alasan pastinya, Cantello menyetujui pertemuan tersebut. Kisah Cantello adalah salah satu contoh bagaimana orang bisa terjun ke dunia yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya dalam catatan sejarah dunia.

Perjalanan Awal Cantello

Cantello adalah salah satu nama besar dalam atletik Amerika Serikat, khususnya dalam cabang lempar lembing. Pada Olimpiade 1960 di Roma, Cantello membawa harapan besar untuk negaranya.

Sebagai seorang atlet Olimpiade, Cantello telah menjalani berbagai latihan keras dan kompetisi intens untuk mencapai prestasi gemilang. Namanya dikenal luas di kalangan atletik, terutama setelah tampil dalam upacara pembukaan Olimpiade 1960 di Roma.

Foto surat kabar tahun 1959 tentang Cantello. (Via Smithsonian Magazine)

Pada bulan Desember 1959, Cantello menerima panggilan telepon yang misterius. Orang yang menghubunginya meminta untuk bertemu pada sebuah hotel di Washington, D.C.Untuk alasan yang tidak bisa ia jelaskan kemudian, Cantello setuju untuk bertemu dalam pertemuan rahasia tersebut.

"Ketika Cantello tiba, ia menemukan sebuah ruangan gelap dengan begitu banyak bayangan sehingga ia merasa seperti berada di lokasi syuting film B. Pria yang tidak disebutkan namanya yang ditemui Cantello berbicara dengan aksen yang tidak dapat ditebak oleh sang atlet, tetapi ia yakin orang asing itu bukan penutur asli bahasa Inggris," tulis Erik Ofgang, seorang koresponden sejarah yang mendalami kisah ini, pada laman Smithsonian Magazine.

Pertemuan di Willard Hotel inilah yang menjadi titik awal perjalanan Cantello ke dunia mata-mata yang penuh dengan rahasia dan intrik, sebuah bab menarik dalam sejarah dunia saat itu.

Dari atlet menjadi agen

Mengapa seorang atlet seperti Cantello bisa dilibatkan dalam operasi mata-mata? Konteks situasi dunia pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, terutama dalam masa Perang Dingin, memberikan sedikit petunjuk.

Baca Juga: Awal Mula Hercules Menggelar Olimpiade Pertama dalam Mitologi Yunani

Dunia itu penuh dengan ketegangan geopolitik, dan intelijen menjadi alat utama dalam strategi perang dan keamanan nasional.

Atlet dengan kemampuan fisik dan kesempatan untuk berpergian ke berbagai negara mungkin dianggap sebagai agen yang ideal dalam operasi rahasia.

"Olimpiade menawarkan tempat yang benar-benar hebat untuk spionase," kata Barbara Keys, seorang sejarawan di Universitas Durham di Inggris yang mempelajari hubungan internasional dan olahraga global. "Anda bisa bertemu banyak orang tingkat tinggi, pemimpin tingkat tinggi, diplomat, pengusaha, selebritas yang berkumpul di satu tempat. Ini semacam toko permen mata-mata."

Peran Al Cantello dalam Operasi

Sebagai seorang atlet Olimpiade kesohor, Cantello memiliki kesempatan untuk saling berkoneksi dengan para atlet dari berbagai negara. Hal inilah yang dilihat oleh CIA sebagai kesempatan untuk melancarakan tindakan inteljen.

Merujuk Erik Ofgang, Cantello mengemban tugas untuk menjembatani agen CIA dengan salah satu atlet lompat jauh dari Rusia, Igor Ter-Ovanesyan.

"Ter-Ovanesyan menunjukkan ketertarikannya yang mendalam terhadap AS dan bahkan berpotensi membelot dari Uni Soviet," jelas Ofgang.

Igor Ter-Ovanesyan menyatakan ketertarikannya untuk membelot ke AS, namun ia tidak pernah melakukannya. (Via Smithsonian Magazine)

Cantello diminta untuk mengatur pertemuan antara Ter-Ovanesyan, dengan seorang agen CIA. Dia juga berperan untuk memastikan apakah sang atlet Rusia tersebut benar-benar tertarik untuk membelot ke Amerika Serikat atau hanya berbicara omong kosong.

Tidak hanya berhenti di situ saja, seorang agen CIA meminta Cantello untuk memanfaatkan hubungan baiknya dengan Ter-Ovanesyan untuk memfasilitasi komunikasi dan interaksi yang lebih mendalam, yang bisa digunakan oleh CIA untuk tujuan intelijen.

Dalam sebuah wawancara tahun 2017 dengan Duckworth, Cantello merendah ketika ditanya tentang keterlibatannya dengan CIA di Olimpiade 1960. Menurutnya, bintang sesungguhnya dari tim atletik dan kelompok kecil yang melakukan misi spionase adalah sprinter Dave Sime.

"Dia anak yang glamor," ujar Cantello. "Wajahnya pernah menghiasi sampul majalah Sports Illustrated. Sementara saya? Saya hanyalah anak jalanan biasa."

Memang benar, Sime adalah atlet ternama yang dijuluki "manusia tercepat di dunia" oleh media. Sebelum Olimpiade, CIA merekrutnya dan Sime setuju untuk membantu memfasilitasi pembelotan para atlet Soviet.

Keterlibatan Sime dengan CIA telah lama dipublikasikan, baik sebelum maupun setelah kematiannya pada tahun 2016.

Namun, beberapa ingatan Sime tampaknya bertentangan dengan peristiwa yang dijelaskan dalam dokumen CIA.

Sime mengklaim telah memfasilitasi pertemuan antara CIA dan Ter-Ovanesyan, seorang atlet Soviet. Namun, beberapa detail dalam ingatannya ternyata bertentangan dengan fakta yang tertuang dalam dokumen CIA yang telah dideklasifikasi.