Kisah Sungai Seine, Urat Nadi yang Membentuk Sejarah Paris dan Prancis

By Sysilia Tanhati, Rabu, 7 Agustus 2024 | 16:41 WIB
Sejarah Paris terkait erat dengan Sungai Seine yang mengalir di pusatnya—dari pemukiman Neolitikum hingga Olimpiade 2024. (Savani1987/CC BY-SA 3.0)

Perahu layar diukir dari satu batang pohon ek. Menurut para ahli, pohon tersebut tidak tumbuh di sekitar lokasi. Robin mengatakan bahwa perahu layar seperti itu adalah "mutiara"—aset berharga yang dirancang untuk bertahan selama satu generasi.

Tentang perahu dan pelaut di Sungai Seine

Dari sudut pandang tepi sungai mana pun, sangat mudah untuk terpesona oleh lalu lintas perahu di Sungai Seine.

Perahu telah mengarungi Sungai Seine sejak dahulu kala. Tidak mengherankan bahwa salah satu monumen tertua di kota ini terkait dengan pelaut sungai. Pilar Tukang Perahu merupakan dasar dari patung yang dipersembahkan kepada Kaisar Tiberius dari serikat tukang perahu pada abad pertama Masehi. Pilar itu ditemukan selama penggalian di bawah bagian tengah Gereja Notre Dame pada tahun 1711.

“Monumen pahatan yang langka ini memungkinkan untuk menghubungkan dewa-dewi Yunani-Romawi dan dewa-dewi Celtic seperti Cernunnos,” kata Severine Lepape, direktur Museum Cluny. Pilar ini adalah simbol sinkretisme yang menarik dari dua jenis dewa yang bersatu menjadi satu.

Keindahan dan industri

Dermaga batu kesayangan kota ini dibangun selama berabad-abad untuk mempercantik kota dan juga untuk ekonomi serta pertahanannya. Dermaga paling awal, Conti dan Grands-Augustins, dibangun pada 1313. Seperti benteng batu, dermaga ini juga berfungsi untuk menyalurkan sungai dan berupaya untuk mengendalikan banjir.

Karena Sungai Seine mendorong industri dan kerajaan, bendungan, pintu air, jembatan, dan kemudian pabrik-pabrik pun mengubah pola aliran sungainya.

Pada awal abad ke-18, Sungai Seine menjadi sangat padat dengan lalu lintas perahu komersial. Karena itu, Napoleon memulai proyek kanal, yang menghasilkan Canal de l’Ourcq, Canal Saint-Martin, dan Canal Saint-Denis.

Jaringan kanal mengurangi kemacetan laut dan mengalihkan lalu lintas dari pusat kota Paris. Selain itu, juga membawa air minum segar ke ibu kota. Pasalnya air dari Sungai Seine yang jenuh limbah—tidak layak untuk dikonsumsi—telah menyebabkan epidemi.

Seiring waktu, para insinyur berusaha mengendalikan aliran air Sungai Seine. Upaya itu dilakukan dengan proyek pembaruan perkotaan Baron Haussmann mencakup transformasi Sungai Seine.

Namun meskipun ada campur tangan manusia, Sungai Seine masih rawan banjir. Warga Paris secara tradisional menganggap patung Zouave di Pont de l’Alma menjadi cara tidak resmi untuk mengukur ketinggian air. Berdiri sebagai penjaga arus Sungai Seine, prajurit tentara kolonial mencelupkan kakinya ke sungai saat banjir.