Bagi orang asing, gereja-gereja Lalibela merupakan puncak dari keahlian orang Ethiopia dan pengaruh lama Kekristenan Ethiopia.
Namun, bagi umat Ortodoks Ethiopia, signifikansi gereja-gereja Lalibela jauh lebih spiritual dan bahkan personal. Para peziarah berbondong-bondong datang ke gereja-gereja tersebut dari seluruh Tanduk Afrika setidaknya sejak abad ke-12. Tata letak gereja tersebut pada suatu saat dimaksudkan untuk membangkitkan kesan "Yerusalem baru." Sebuah sungai bahkan mengalir melalui Lalibela, yang dirancang untuk mencerminkan Sungai Yordan di Timur Tengah.
Salah satu hari raya Ortodoks Ethiopia yang paling penting adalah Genna (Natal Ortodoks). Ribuan warga Etiopia melakukan perjalanan ke Lalibela setiap tahun pada tanggal 7 Januari. Mereka merayakan kelahiran Yesus Kristus dan menunjukkan pengabdian mereka kepada ajaran-ajarannya.
Tantangan di Lalibela saat ini
Pentingnya gereja-gereja yang diukir di batu Lalibela bagi Ortodoksi Etiopia tidak dibesar-besarkan. Setiap tahun, ribuan orang dari seluruh Etiopia berkumpul di Lalibela untuk mempersembahkan pengabdian mereka kepada Tuhan. Bagi penganut Ortodoks Etiopia, gereja-gereja tersebut benar-benar menandai kota tersebut sebagai "Yerusalem baru."
Gereja-gereja Lalibela tersebut bahkan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1978.
Namun, sayangnya, kehidupan di Lalibela (dan Etiopia secara lebih luas) sering kali sulit di abad ke-21. Gereja-gereja tersebut telah menghadapi ancaman alam berupa gempa bumi, karena Etiopia terletak di sepanjang Rift Afrika Timur. Para ahli geologi belum yakin apakah Afrika Timur akan terpisah dari bagian benua lainnya jutaan tahun dari sekarang.
Yang lebih mendesak bagi gereja-gereja tersebut adalah ancaman konflik manusia. Pada tahun 2021, pemberontak dari wilayah Tigray utara merebut Lalibela dari militer nasional sebanyak dua kali. Pertempuran lain pada bulan November 2023, antara tentara dan milisi Amhara. Perselisihan itu membuat gereja-gereja tersebut terancam oleh tembakan artileri. Untungnya, 11 gereja di Lalibela tetap berdiri dan terus menarik banyak peziarah setiap tahunnya.