Bagaimana Mumi Inca 'Berkuasa' atas Orang-Orang yang Masih Hidup?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 13 Agustus 2024 | 07:00 WIB
Anggota terpenting masyarakat Inca terus diperlakukan sebagai makhluk hidup setelah kematian. Mumi-mumi Inca menyediakan hubungan yang kuat dengan para dewa. (Jason Quinn/CC BY-SA 3.0)

Ekspansi kekaisaran yang gencar berlangsung pada pertengahan abad ke-15. Untuk mendukungnya, suku Inca menggunakan mumifikasi leluhur sebagai bahasa umum untuk membantu penaklukan terhadap kelompok Andes lainnya.

Menurut tradisi Inca, Kaisar Inca adalah keturunan langsung matahari. Kepercayaan itu menjadikannya leluhur bagi setiap orang yang ia klaim sebagai pengikutnya.

Ketika suku Inca memasukkan suatu kelompok ke dalam kekaisarannya, mereka akan mengeklaim mumi leluhur kelompok tersebut. Suku Inca akan memberi persembahan dan membawa mumi yang paling berkuasa ke ibu kota Inca di Cuzco untuk disembah.

“Hal itu adalah langkah yang kuat. Tindakan itu menunjukkan bahwa Inca menghormati orang mati dari kelompok lain,” kata Heaney.

“Suku Inca mampu berkembang karena mereka dapat berbicara dalam bahasa hubungan leluhur ini.”

Memerintah di akhirat

Seiring dengan meluasnya kekaisaran, peran mumi Inca yang paling berkuasa—dikenal sebagai illapa—berkembang melampaui sekadar pemujaan leluhur.

Ketika seorang kaisar Inca meninggal, penerusnya mewarisi kekuasaannya, tetapi bukan harta duniawinya. Pasalnya, harta duniawi tersebut dipahami akan mengikuti kaisar yang telah meninggal ke akhirat. Anggota keluarganya kemudian akan merawat tubuhnya yang telah dimumikan. Hal ini memastikan ia tetap dalam keadaan mewah bahkan setelah meninggal.

Ketika illapa dikeluarkan dan disatukan, Kaisar Inca yang baru terkadang akan menunjukkan kekuasaannya sendiri dengan mengambil tempatnya. Kaisar baru akan duduk seperti batu di antara para pendahulunya yang telah meninggal.

Namun, mumi Inca yang kuat ini tidak hanya berjenis kelamin laki-laki, tegas Heaney. Sebaliknya, mereka sering diawetkan dalam bentuk pasangan laki-laki dan perempuan. Untuk mengeklaim kekuasaan, calon kaisar harus menikahi seorang wanita Inca terkemuka, terkadang bahkan seorang kerabat.

“Ada dualitas dalam pemahaman Inca dan Andes tentang alam semesta. Laki-laki dan perempuan bersama-sama, dengan kekuatan dan kemampuan masing-masing, yang menciptakan kekaisaran,” katanya.

Nasib mumi Inca setelah penaklukan Spanyol