Mitigasi Bencana Sekaligus Meningkatkan Ekonomi Lokal di Sabu Raijua

By Utomo Priyambodo, Jumat, 16 Agustus 2024 | 14:00 WIB
Dokumentasi pembudi daya rumput laut di Desa Lobohede, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua, NTT. Pembudi daya rumput laut merupakan salah satu pekerjaan yang rentan terdampak oleh perubahan iklim dan potensi bencana. (Adia Puja/YKAN)

Sesi iskusi anatara OPD dan perwakilan masyarakat di lokakarya ke-2 penyusunan RPB yang dilaksanakan di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis, (4/7) lalu. (Adia Puja/YKAN)

Mitigasi Bencana Melalui Adaptasi Berbasis Ekosistem

Perubahan iklim telah memperbesar risiko dan kerentanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam. Hal ini juga diperparah oleh peningkatan populasi dan perubahan penggunaan lahan yang merusak ekosistem pesisir.

Pendekatan Adaptasi Berbasis Ekosistem atau Ecosystem-based Adaptation (EbA) diyakini merupakan solusi berbasis alam untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap manusia dan alam.

Fondasi EbA yang didasarkan pada pengelolaan ekosistem tidak hanya membantu masyarakat mengatasi defisit adaptasi iklim, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi lokal yang mungkin didasarkan pada sumber daya alam.

“Untuk mewujudkan Adaptasi Berbasis Ekosistem, YKAN bersama para pihak akan membantu masyarakat pesisir, terutama di tingkat desa, untuk menilai risiko iklim, mengidentifikasi dan mengadopsi strategi pengurangan risiko bencana, serta adaptasi perubahan iklim berbasis alam,” papar Senior Manager Ketahanan Kawasan Pesisir YKAN, Mariski Nirwan.

Rangkaian kajian ini diharapkan dapat berkontribusi pada ketahanan ekosistem dan mengurangi kerentanan masyarakat pesisir di Kabupaten Sabu Raijua. Selain itu, dari hasil kajian-kajian tersebut, telah muncul prioritas dukungan dan intervensi untuk pengurangan risiko bencana di Kabupaten Sabu Raijua.