Selidik Bank di Yunani Kuno dan Romawi, Samakah dengan Era Modern?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 20 Agustus 2024 | 09:32 WIB
Bangsa Yunani dan Romawi kuno mengembangkan sistem perbankan paling awal di dunia. Seperti apa bank di era Yunani kuno dan Romawi? (Shai Halevi)

Keputusan lain dari otoritas Athena membentuk dewan bendahara yang mengawasi operasi perbendaharaan Athena. Dewan bendahara mengelola semua aspek, tidak hanya bank Athena, tetapi juga tempat-tempat suci lokal lainnya. Catatan menunjukkan bahwa setiap dewa memiliki properti dan dana yang ditugaskan kepada mereka yang tercantum secara terpisah.

Sistem perbankan Athena cukup efisien dan efektif pada tahap awal Perang Peloponnesos. Tapi banyak hal berubah seiring berjalannya perang. Ketika Liga Peloponnesos yang dipimpin Spartan menang, sistem perbankan Athena mulai mengalami masalah moneter yang signifikan. Pada akhir tahun fiskal 423 atau 422 SM, utang Athena kepada perbendaharaan suci telah mencapai 5.600 talenta. Dan bunga yang terkumpul sebesar 1.400 talenta. Talenta adalah ukuran timbangan di masa itu.

Kemenangan Sparta dalam perang tersebut terbukti menjadi pukulan terakhir bagi hegemoni Athena. Namun konsep perbankan Athena tetap bertahan.

Perbankan di Dunia Helenistik

Ketika Aleksander Agung meninggal pada tahun 323 SM, kekaisarannya dibagi oleh para jenderalnya menjadi beberapa kerajaan. Hal ini menandai dimulainya Era Helenistik. Periode ini ditandai dengan penyebaran seni, bahasa, dan budaya Yunani secara umum. “Termasuk penyebaran mata uang, teori moneter, dan perbankan,” ungkap Krebsbach.

Perbankan dan ekonomi yang terinspirasi oleh Yunani mungkin paling jelas terlihat di Mesir kuno selama Dinasti Ptolemeus.

Mesir kuno merupakan lokasi yang subur untuk penerapan teori perbankan dan moneter Yunani kuno. Pasalnya, peradaban ini merupakan rumah bagi ide-ide ekonomi maju yang sudah ada sebelumnya.

Dokumentasi kuno menunjukkan bahwa sejak tahun 3100 SM, orang Mesir menggunakan timbangan dan ukuran yang berfungsi sebagai jenis mata uang.

Pada dinasti ke-12 (sekitar tahun 1985-1773 SM), orang Mesir kuno membakukan timbangan ini menjadi sistem yang lebih maju. Deben adalah satuan ukuran yang setara dengan sekitar 93,3 gram, sedangkan kite setara dengan sedikit kurang dari 10 gram.

1 deben setara dengan 10 kite. Deben digunakan sebagai ukuran tembaga, perak, atau emas. Sedangkan kite hanya digunakan untuk mengukur unsur-unsur yang lebih berharga, yaitu emas dan perak. Sistem mata uang ini membuat Mesir kuno mampu beradaptasi dengan ide-ide ekonomi maju lainnya yang diperkenalkan oleh Ptolemeus.

Raja kedua dari Dinasti Ptolemeus, Ptolemeus II (memerintah 284-246 SM), adalah penguasa aktif yang menugaskan banyak proyek pekerjaan umum. Ptolemeus II mendanai pembangunan Mercusuar Alexandria dan mungkin Perpustakaan Alexandria. Sebuah kanal yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania juga dibangun pada masa pemerintahan Ptolemeus II.

Semua proyek ambisius tersebut mahal dan membutuhkan kebijakan moneter dan perbankan yang baik untuk mendanainya. Ptolemeus II memulai proyek-proyek pekerjaan umum sambil mengadopsi beberapa kebijakan perbankan dan moneter Yunani kuno.