Menantikan Peran Pemuka Agama dan Guru untuk Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca

By Utomo Priyambodo, Rabu, 21 Agustus 2024 | 10:00 WIB
Ramon Tungka, Editor at Large SayaPilihBumi, mengisi acara 'Bimbingan Teknis: Peran Tokoh Agama dan Guru dalam Mendorong Masyarakat pada Aksi Penurunan GRK dari Diri Sendiri' di Balai Kota Jakarta. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Ramon Tungka juga memberi contoh hal kecil yang bisa dilakukan masing-masing orang mulai dari diri sendiri. Misalnya dengan terbiasa membawa tumbler atau botol minum dan tempat makan untuk mengurangi penggunaan wadah dan gelas plastik dan produk plastik sekali pakai lainya.

"Perubahan perilaku masyarakat tidak akan berhasil bila tidak melalui hal-hal kecil," ujar Ramon. Aksi nyata yang meski terlihat kecil kalau dijalankan bersama-sama akan bisa membuahkan kebijakan baru untuk bersama.

"Ketika kebijakan baru lahir, saya percaya akan lahir budaya yang baru. Akhirnya menjadi budaya kita untuk membawa tumbler ke mana-mana. Yang awalnya tujuannya untuk menghambat perubahan iklim, tapi kemudian jadi budaya. Pergi ke luar rumah gak bawa tumbler rasanya jadi enggak enak gitu."

Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Editor in Chief National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, yang bertindak sebagai moderator dalam acara diskusi ini, menegaskan para tokoh agama dan guru perlu menggaungkan gerakan penurunan GRK demi menghambat laju perubahan iklim ini ke sebanyak mungkin orang.

"Para pengajar, key opinion leaders, tidak bisa hanya menggiatkannya di ruang-ruang kelas," ujar Didi. "Nampaknya kita harus mulai lagi lebih aktif berbicara di ruang-ruang publik dan menarik keterlibatan lebih banyak orang lagi. Karena persoalan perubahan iklim ini kian nyata."