Mitologi Yunani: Kisah Menelaus dan Pengkhianatan Pemicu Perang Troya

By Sysilia Tanhati, Selasa, 20 Agustus 2024 | 17:00 WIB
Dari pernikahannya dengan Helen hingga Perang Troya, kisah Menelaus adalah kisah pengkhianatan, kepahlawanan, dan tragedi dalam mitologi Yunani. (Mary Harrsch/CC BY-SA 4.0)

Nationalgeographic.co.id—Menelaus (atau Menelaos), Raja Sparta yang legendaris, terkenal karena perannya dalam Perang Troya. Kisahnya diceritakan dalam Iliad karya Homer. Setelah Pangeran Troya Paris menculik istri Menelaus, Helen, Raja Sparta memimpin pasukannya yang besar melawan Troya.

Meskipun perannya yang penting dalam Perang Troya, penggambaran Menelaus sangat bervariasi di antara berbagai penulis dan teks. Beberapa menggambarkannya sebagai pemimpin yang berani dan setia. Sementara penulis lain menggambarkannya sebagai seorang pencemburu dan manipulatif.

Namun, siapakah Menelaus sebenarnya?

Raja Menelaus, suami Helen dalam mitologi Yunani

Hubungan Menelaus dengan Helen dari Sparta, yang penuh dengan godaan, pengkhianatan, dan balas dendam. Hubungan itu menjadi salah satu kisah paling berdampak dalam mitologi Yunani.

Dianggap sebagai wanita tercantik di dunia, Helen menarik banyak pelamar dari seluruh Yunani kuno. Namun, ayahnya, Tyndareus, enggan memilih suami untuk putrinya, karena takut pelamar yang ditolak akan membalas dendam.

Dalam upaya untuk menghindari konflik, Tyndareus meminta nasihat Odysseus. Odysseus pun menyusun rencana. Ia memastikan bahwa para pelamar bersumpah untuk membela suami pilihan Helen terhadap siapa pun yang mencoba merebutnya.

“Semua pelamar menyetujui sumpah ini, dengan Tyndareus akhirnya memilih Menelaus sebagai suami Helen,” tulis Rhianna Padman di laman The Collector. Pasangan itu tinggal di Sparta selama bertahun-tahun. Namun Pangeran Paris menculik Helen dan kembali bersamanya ke Troya. Dengan menggunakan “Sumpah Tyndareus”, Menelaus meluncurkan serangan ke Troya dengan dukungan banyak pahlawan Yunani kuno.

Penculikan itu menyebabkan perang yang sulit dan panjang dalam mitologi Yunani.

Musuh Paris, sang Pangeran Troya

“Paris sering digambarkan sebagai sosok yang egois, lemah, dan tidak bertanggung jawab,” tambah Padman. Keputusannya untuk menculik Helen didorong oleh keinginan untuk kesenangan pribadi belaka.

Baca Juga: Teucer, Pahlawan Perang Troya Mitologi Yunani yang Paling Diremehkan

Menelaus, berbeda dengan Paris. Perjalanannya untuk menyelamatkan Helen bukan sekadar upaya untuk mendapatkan kembali istrinya. Perjuangan itu juga merupakan upaya untuk mendapatkan kembali kehormatannya setelah mengalami penghinaan besar.

Paris dari Troya dikenal karena peran pentingnya dalam Perang Troya yang legendaris di mitologi Yunani. Penculikannya terhadap Helen menyebabkan perang satu dekade merugikan banyak pihak. (Giuseppe Angeli)

 Sepanjang Iliad, kedua pria itu sering diadu sebagai representasi dari kedua pihak yang bertikai. Dalam Buku 3, terjadi duel antara Menelaus dan Paris, yang dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran dan menentukan hasil perang melalui pertarungan tunggal. Sparta merupakan prajurit yang lebih baik dan tampaknya Menelaus akan menjadi pemenang.

Namun, pada menit terakhir, DewiAphrodite campur tangan, membawa Paris ke tempat yang aman. Dengan demikian, hasil pertempuran itu tidak pasti.

Anak panah Pandarus

Saat bangsa Yunani kuno dan Troya berdebat tentang hasil pertempuran, para dewa mengambil tindakan untuk memulai kembali pertempuran.

Dewi Athena memiliki keinginan untuk melihat kehancuran Troya. Ia secara aktif berusaha untuk mengakhiri gencatan senjata. Melihat peluang dalam diri Pandarus, seorang pemanah terampil Troya yang bersemangat untuk bertempur, ia menjanjikannya kejayaan. Namun Pandarus harus mengarahkan anak panahnya untuk membunuh Menelaus.

Ketika Pandarus menembakkan anak panahnya, Dewi Athena menangkisnya sedikit, menyebabkan anak panah itu hanya mengenai pelindung dadanya. Alhasil Menelaus tidak terluka. Pasukan Yunani kuno, yang dipimpin oleh Agamemnon, membiarkan hal ini menjadi dalih untuk memulai kembali perang.

Saudara Agamemnon

Menelaus juga dikenal sebagai adik dari prajurit Agamemnon yang ganas dalam mitologi Yunani. Putra Raja Atreus, kedua bersaudara itu dibesarkan bersama di istana kerajaan di Mycenae. Kedua bersaudara itu dilatih dalam seni perang sejak usia muda.

Ketika Helen diculik, Agamemnon adalah salah satu orang pertama yang menjanjikan dukungannya dan memimpin pasukan Yunani ke Troya.

Namun, Agamemnon dan Menelaus sering berselisih karena perbedaan kepribadian dan gaya kepemimpinan. Menelaus dikenal karena kemurahan hatinya, keberaniannya, dan rasionalitasnya. Semua itu membuatnya sangat dihormati dan dikagumi oleh orang-orang Sparta.

Di sisi lain, Agamemnon, meskipun seorang pemimpin yang tangguh, juga digambarkan sebagai orang yang keras kepala dan egois. Ia kerap membuat pilihan yang mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan prajuritnya. Contohnya, keputusannya untuk merebut hadiah perang Achilles, Briseis, menyebabkan keretakan besar dalam pasukan Yunani.

Achilles, prajurit Yunani terhebat, sangat tersinggung oleh tindakan tidak hormat ini. Achilles pun menarik diri dari pertempuran, menyebabkan kerusakan signifikan pada moral dan kekuatan pasukan Yunani.

Menelaus sebagai tuan rumah

Dalam Odyssey karya Homer, Menelaus adalah karakter yang mewujudkan moral Yunani kuno tentang kesetiaan, kebijaksanaan, dan keramahtamahan. Penggambaran itu sangat kontras dengan karakter impulsif dan cacat yang mengisi kisah epik tersebut.

Ciri penting dari karakternya dalam Odyssey adalah cinta dan pengabdiannya yang tak pernah pudar kepada istrinya, Helen. Meskipun diculik oleh Paris dan Perang Troya pecah, Menelaus tetap mencintainya.

Dalam Buku 4, keterampilannya sebagai seorang prajurit selama Perang Troya juga diceritakan. Sebagai seorang raja, ia tampak sebagai penguasa yang bijaksana dan penuh pertimbangan. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya hadiah yang diberikan rakyatnya kepadanya.

Selain itu, Menelaus menunjukkan rasa keramahtamahan dan kebaikan yang merupakan cita-cita penting dalam budaya Yunani kuno. Ia menyediakan makanan, minuman, dan tempat berteduh bagi Telemachus dan Athena saat mereka mengunjungi istananya. Keramahan itu menggambarkan konsep xenia atau persahabatan dengan tamu.

Kekasih Helen

Helen karya Euripides adalah lakon yang menawarkan perspektif unik tentang karakter Menelaus. Lakon ini menyajikan versi berbeda dari peristiwa seputar Perang Troya. Dalam versi ini, Helen sebenarnya tidak berada di Troya, tetapi telah dibawa ke Mesir oleh Dewa Hermes. Hal itu dilakukan sang dewa untuk melindunginya dari bahaya.

Ketika Menelaus mengetahui bahwa Helen masih hidup di Mesir, ia berangkat untuk membawanya kembali ke Yunani. Perjalanannya tidaklah mudah, karena ia harus bernavigasi melalui politik licik istana Mesir. Menelaus juga harus mengecoh penasihat raja Theoclymenus, yang berusaha menikahi Helen.

Paris membawa Helen yang sudah bersuami untuk ikut dengannya ke Troya. Tindakan Paris ini akhirnya memicu perang panjang. ( Guido Reni)

Yang membuat penggambaran Menelaus oleh Euripides sangat menarik adalah cara penggambarannya menggali lebih dalam karakter tersebut. Euripides mengeksplorasi motivasinya di luar gagasan sederhana tentang kebanggaan atau kehormatan.

Di sini, Menelaus didorong oleh cinta yang dalam dan abadi untuk istrinya. Cinta itu diuji hingga batasnya oleh banyak rintangan yang dihadapinya dalam pencariannya. Melalui tekadnya yang tak tergoyahkan untuk memenangkan kembali Helen, Menelaus menyingkirkan sifat satu dimensi dari penggambarannya yang lain. Maka muncul karakter yang licik dan bernuansa.

Lebih jauh, drama ini menawarkan perspektif baru tentang karakter Helen. Helen sering difitnah dalam penceritaan ulang tradisional Perang Troya sebagai tokoh yang bermuka dua dan tidak bermoral.

Dalam versi Euripides, Helen adalah korban dari intrik para dewa mitologi Yunani dan dituduh secara keliru sebagai penyebab perang yang dahsyat. Penafsiran baru Helen ini berfungsi untuk lebih memperdalam karakter Menelaus saat ia dipaksa untuk menghadapi hambatan. Selain hambatan eksternal, Menelaus juga harus memenangkan cintanya kepada istrinya saat mereka berjuang bersama untuk kembali ke rumah.

Warisan Menelaus

Selain dalam literatur Yunani kuno, Menelaus muncul dalam berbagai karya sepanjang sejarah dunia. Dalam literatur Romawi, ia secara singkat ditampilkan dalam adegan dunia bawah Aeneid. Dalam Metamorphoses, Ovid menceritakan kisah Menelaus sebagai salah satu prajurit Yunani kuno yang bersembunyi di dalam kuda dan membantu merebut Kota Troya.

Dalam literatur kontemporer, Menelaus muncul dalam karya-karya seperti Ransom karya David Malouf dan The Song of Achilles karya Madeline Miller.

Sepanjang sejarah dunia, karakter Menelaus mengalami berbagai penafsiran. Mulai dari suami Helen yang pemberani dan setia hingga prajurit pendendam dan pencemburu yang berusaha mendapatkan kembali kehormatannya.