Nationalgeographic.co.id—Skema pendanaan untuk pengusaha pemula berbasis riset (PPBR) yang disediakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menarik minat banyak perusahaan rintisan atau startup untuk memperoleh pendanaan tersebut. Salah satu dari startup itu adalah Conplas atau PT Konversi Plastik Bumi Lestari.
Conplas adalah startup yang bergerak di bidang pengolahan sampah plastik menjadi berbagai produk ramah lingkungan. Area workshop mereka berada di Desa Murbaya, Lombok Tengah.
Conplas bekerja telah mengolah kembali sampah plastik menjadi eco block dan eco grease. Pengolahan ini dilakukan lewat kerja sama Conplas dengan Pusat Riset Material Maju (PRMM) BRIN, kata CEO Conplas, Amrul Ikhsan, saat mengikuti Indonesia Research and Innovation Expo (INARI Expo) 2024 di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno Cibinong pada Jumat, 9 Agustus 2024.
“Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, dan udara. Plastik di lautan misalnya, menjadi ancaman besar bagi ekosistem laut dan kesehatan manusia,” jelas Amrul seperti dilansir laman BRIN.
“Salah satu solusi untuk mengatasi persoalan ini, Conplas sebagai startup yang bekerja sama dengan BRIN telah mengolah kembali sampah plastik menjadi eco block dan eco grease,” lanjutnya.
Eco block adalah semacam bata atau paving block yang terbuat dari sampah plastik. Produk ini bisa dipakai untuk membuat bagian tertentu dari struktur bangunan atau pengganti bata.
Adapun eco grease adalah sejenis pelumas untuk mesin, berbahan dasar plastik yang tahan air. Produk ini diperuntukkan khusus untuk pelumas mesin yang terendam di air dan tidak membuat karat mesin.
Amrul menuturkan bahwa Conplas telah melakukan kerja sama dengan BRIN dalam hal riset standardisasi agar hasil produksinya dapat lulus SNI, dan dapat meningkatkan kualitas produksinya.
“Saat ini untuk tahap pengujiannya masih di sekitar Lombok, dan nantinya akan ke pengujian SNI. Tahap pengujian eco block masih di klasifikasi B dan akan ditingkatkan menjadi klasifikasi A. Sedangkan pengujian ASM untuk eco grease masih di medium temperature dan akan ditingkatkan menjadi high temperature,” ungkapnya.
Amrul menjelaskan bahwa bahan baku untuk eco block dan eco grease bisa didapat dari sampah plastik non-recyclable yang banyak dibuang oleh masyarakat Indonesia.
“Jika dihitung dari jumlah sampahnya, saat ini Indonesia menduduki nomor 2 pembuang sampah terbanyak di dunia. Namun jika dibandingkan dengan jumlah populasi, Indonesia menempati nomor 1 dunia, dimana jumlah populasi dibagi jumlah sampah, Indonesia menghasilkan sampah sekitar 1 kg/orang,” ungkap Amrul.
Untuk mendapatkan bahan baku sampah plastik ini, Conplas telah bermitra dengan bank sampah, pengepul sampah, dan beberapa gudang di sekitar Nusa Tenggara Barat (NTB).