Perjalanan Imigran di Antara Monster Geografis Pemisah Kolombia-Panama

By Galih Pranata, Sabtu, 7 September 2024 | 12:00 WIB
Para migran Venezuela sedang diproses di Ekuador sebagai persiapan untuk melakukan perjalanan jauh ke utara menuju New York City, termasuk melintasi Darién Gap (Public Domain/Wikimedia Commons)

Biasanya, salah satu pemandu mereka yang diminta untuk membayar sejumlah besaran uang agar mereka dapat menempuh perjalanan selama empat hingga sepuluh hari tanpa layanan seluler.

Faktanya, pembayaran itu tidak menjamin perjalanan yang aman. Beberapa organisasi yang mereka bayar untuk layanan mereka melakukan perampokan dan kekerasan fisik dan seksual untuk semakin memeras klien mereka yang dipaksa.

Fakta lainnya yang lebih ekstrem menyebut bahwa lebih dari seratus empat puluh satu orang meninggal pada tahun 2023 di Darien Gap, tetapi jumlah tersebut belum termasuk mereka yang merupakan migran tak dikenal atau tak berdokumen.

Banyak di antara korban tewas dan hilak yang mungkin diculik atau dibunuh oleh penjahat kemudian menghilang begitu saja, atau mereka yang tidak memiliki keluarga dan teman untuk melaporkan kehilangan mereka.

Sebab medan yang menantang, ada berbagai cedera tubuh yang terjadi dan banyak ditemukan mayat migran yang jatuh di lumpur di sepanjang jalur tersebut.

Selain kekhawatiran akan cidera, tantangan fisik lainnya meliputi penyakit yang ditularkan melalui udara, air, jamur, dan serangga; benjolan dan memar; patah tulang dan dehidrasi akibat suhu yang meningkat.

Meskipun situasinya sendiri sudah sangat mengibakan, keterlibatan pemerintah malah menambah penderitaan. Otoritas peradilan Kolombia telah secara berkala menindak lalu lintas perahu yang mengawal para migran yang melintas melalui perairan.

Banyak organisasi konservatif dan Republik telah menggunakan kru kamera untuk mendokumentasikan penderitaan para migran dan menggunakannya untuk propaganda elektoral.

Lain pemerintah Kolombia, lebih jauh lagi, apa pun alasannya, pemerintah Panama telah menolak bantuan organisasi nonpemerintah untuk para migran.

Dampak dari lalu lintas para migran juga memberikan dampak tak terduga. Jurnalis Al Jazeera mencatat bahwa kehidupan masyarakat lokal di Darien Gap yang tenang dan sederhana telah berubah akibat banyaknya migran di tengah-tengah mereka.

Ribuan migran telah menambah jumlah penduduk kota dengan banyak yang tinggal di pinggir jalan setapak dengan harapan akan kelegaan sesaat.

Masyarakat mendapat untung besar dari penjualan perbekalan kepada para migran meskipun mengambil untung dari keputusasaan mereka merupakan usaha yang kontroversial.