Mengapa Seseorang Bisa Kecanduan Kekuasaan dan Tak Punya Malu?

By Utomo Priyambodo, Jumat, 23 Agustus 2024 | 18:00 WIB
Seseorang bisa mengalami kecanduan kekuasaan karena dopamin. (PxHere)

Selain itu, menghentikan perilaku adiktif yang merugikan diri sendiri atau orang lain bukan hanya masalah kemauan.

Sama seperti obat-obatan adiktif, kekuasaan menggunakan sirkuit penghargaan yang sudah jadi ini, menghasilkan kesenangan yang ekstrem. Dalam jumlah sedang, dopamin dapat meningkatkan dimensi fungsi kognitif, tetapi juga dapat membuat orang impulsif, kurang menghindari risiko, dan kurang berempati.

Kadar dopamin yang tinggi berkaitan dengan rasa keyakinan pribadi, pengambilan risiko, dan keterpisahan emosional yang dapat menyebabkan kekejaman, dan obsesi untuk mencapai tujuan dan penaklukan.

"Kekuasaan absolut juga dapat membuat orang percaya bahwa kekuatan spiritual sedang membimbing mereka bahkan dalam demokrasi yang mapan," tegas Nayef.

Misalnya, mantan presiden AS George Bush memberi tahu orang-orang bahwa Tuhan ingin dia berperang melawan Irak dan sekutunya dalam Perang Irak, dan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair juga dianggap percaya bahwa Tuhan ingin dia membawa negara itu berperang untuk memerangi kejahatan.

Pemimpin-pemimpin negara yang tetap ingin berkuasa melebihi batas aturan yang telah ditetapkan juga termasuk dalam hal ini. Dalihnya bisa bermacam-macam, mulai dari demi pembangunan berkelanjutan hingga demi menjaga proyek-proyeknya yang belum selesai.

Keyakinan yang tampaknya dimiliki oleh para pemimpin tersebut merupakan gejala kadar dopamin yang sangat tinggi.

"Individu-individu yang berkuasa itu tidak hanya cenderung egosentris, tetapi juga paranoid," tegas Nayef.

Neurokimia kekuasaan memiliki implikasi bagi politik dan perubahan politik.

Karena kekuasaan mengaktifkan sistem penghargaan neuronal di otak dan, dengan demikian, bersifat adiktif, orang-orang yang berada dalam posisi kekuasaan yang tidak terkendali cenderung tidak memiliki kesadaran diri yang diperlukan untuk bertindak dengan menahan diri atau mencari bentuk pengambilan keputusan yang telah disepakati bersama.