1. Perdamaian Dunia: Kedua negara berkomitmen untuk menciptakan dunia yang damai dan bebas dari konflik.
2. Penolakan Ateisme: Baik Indonesia maupun Vatikan memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan manusia.
3. Kerukunan Umat Beragama: Toleransi dan kerukunan antar umat beragama menjadi landasan penting dalam hubungan sosial kedua negara.
4. Keadilan Sosial: Keduanya berupaya mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakat.
5. Kesejahteraan Umat Manusia: Baik Indonesia maupun Vatikan menempatkan kesejahteraan umat manusia sebagai tujuan utama pembangunan.
Peran Mgr. Albertus Soegijapranata
Mgr. Albertus Soegijapranata, Uskup Agung pribumi pertama di Indonesia, memiliki peran yang sangat krusial dalam perjuangan diplomasi Indonesia untuk meraih pengakuan kedaulatan dari dunia internasional, khususnya Vatikan.
Pada masa revolusi fisik yang berkecamuk di Indonesia, Mgr. Soegijapranata tidak tinggal diam. Beliau melihat langsung penderitaan rakyat akibat penjajahan dan kekejaman perang.
Dengan penuh keberanian, pada 18 Januari 1947, Mgr. Soegijapranata mengirimkan surat kepada Paus Pius XII di Vatikan. Dalam surat tersebut, beliau menguraikan secara detail situasi yang terjadi di Indonesia, termasuk kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Belanda.
Surat Mgr. Soegijapranata seakan menjadi sebuah jeritan hati yang menyentuh sanubari Paus Pius XII. Paus yang dikenal sebagai seorang pemimpin spiritual yang peduli pada kemanusiaan ini sangat tergerak hatinya oleh kondisi yang dialami oleh bangsa Indonesia.
Tanggapan Paus Pius XII atas surat Mgr. Soegijapranata sangatlah positif. Beliau tidak hanya memberikan simpati, tetapi juga mengambil tindakan nyata dengan memberikan pengakuan resmi terhadap kemerdekaan Indonesia. Lebih jauh lagi, Paus Pius XII menyerukan kepada seluruh umat Katolik di dunia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Apa Makna Moto dan Logo Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 2024?