Mati Dipenggal, Di Mana Kepala Marie Antoinette Kini Disimpan?

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 Agustus 2024 | 16:00 WIB
Bagimana tubuh dan kepala Marie Antoinette diperlakukan setelah eksekusi hukuman penggalnya dilaksanakan? Kronologi eksekusi mati Marie Antoinette bisa kita simak mulai dari hari-hari terakhirnya. (AVID Vines/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Marie Antoinette, ratu terakhir Prancis, mati secara tragis. Ia dieksekusi mati dengan cara dipenggal di hadapan rakyatnya.

Bagimana kemudian tubuh dan kepalanya diperlakukan? Kronologi eksekusi Marie Antoinette bisa kita simak mulai dari hari-hari terakhirnya.

Setelah tidak lagi menjadi Ratu Prancis, Mari Antoinette kemudian disebut sebagai "Janda Capet". Capet adalah nama keluarga kerajaan Prancis yang berkuasa selama periode abad pertengahan, dan dari sanalah suaminya berasal.

Marie Antoinette waktu itu telah berusia 37 tahun. Pada tahap ini, kesehatannya telah memburuk drastis, sebagai akibat dari trauma dan kesedihan yang dialaminya sejak Revolusi Prancis dimulai.

Tubuhnya kurus, rambutnya putih, dan ia mengenakan pakaian hitam dan putih polos. Kematian suaminya membuatnya sangat sedih; yang tersisa baginya sekarang hanyalah anak-anaknya.

Putra sulungnya, Dauphin, telah meninggal karena tuberkulosis pada tahun dimulainya Revolusi, dan salah seorang putrinya telah meninggal saat masih bayi. Hal ini membuatnya hanya memiliki putra bungsunya, Louis Charles, dan putri sulungnya, Marie Thérèse.

Mantan ratu Prancis itu mendapat pukulan lagi ketika putranya Louis Charles dipisahkan darinya. Pukulan lainnya datang sekali lagi ketika ia dipisahkan dari putrinya dan dibawa ke Conciergerie pada tanggal 2 Agustus 1793.

Setelah persidangan selama dua hari, Marie Antoinette dinyatakan bersalah atas pengkhianatan dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine. Sebelum persidangan ini, perlunya kematian Marie Antoinette telah diperdebatkan, tetapi persidangan kemudian memutuskannya demikian.

Pada tanggal 16 Oktober 1793, Marie Antoinette menyusun surat wasiat dan kata-kata terakhirnya. Di surat itu ia menulis: "Saya baru saja dihukum mati, bukan kematian yang memalukan, yang hanya bisa dilakukan oleh para penjahat..."

"Saya tenang, seperti orang-orang yang hati nuraninya bersih. Penyesalan terdalam saya adalah harus meninggalkan anak-anak kami yang malang... Saya hidup hanya untuk mereka…”

Pada hari yang sama, Marie Antoinette ditemani oleh pembantunya pada pukul 7 pagi, yang mendapati mantan ratu Prancis itu berbaring di tempat tidurnya dengan tangan di pipinya dan menghadap jendela. Marie Antoinette mengenakan gaun hitam. Selain beberapa suap kaldu, dia tidak mau makan apa pun.

Baca Juga: Hari-hari Terakhir Marie Antoinette, Masih Sempat Minta Maaf saat Tak Sengaja Injak Kaki Orang Lain

Marie Antoinette memakai gaun putih polos saat dieksekusi mati dengan cara dipenggal. (Maksim/Wikimedia Commons)

Pada pukul 8, Marie Antoinette dipaksa berganti ke gaun putih polos, di bawah pengawasan ketat para pengawalnya. Kemudian algojo menghampirinya dan menggunakan guntingnya untuk memotong rambutnya. Marie Antoinette membuat topi untuk menutupi kepalanya.

Kemudian, tangannya diikat di belakang punggungnya, tetapi dia harus meminta untuk dilepaskan agar dia bisa buang air di sudut. Pada pukul 11 ​​pagi, perjalanan menuju tempat eksekusinya dimulai.

Marie Antoinette disuruh duduk di belakang kereta yang akan membawanya ke tempat kematiannya. Pada satu titik dalam perjalanan, kereta itu berguncang dan dia hampir terjatuh.

Akhirnya, perjalanan itu mencapai Place de la Concorde. Marie Antoinette harus menanggung ejekan dan hinaan dari orang banyak, tetapi dia sudah kebal terhadap hal ini setelah menghabiskan waktunya di penjara dan dia menegakkan kepalanya.

Beberapa penonton menggambarkannya sebagai sosok yang bermartabat. Sementara musuh-musuhnya menuduhnya sombong bahkan sampai sekarang.

Saat Marie Antoinette menaiki tangga ke perancah, dia tidak sengaja menginjak kaki algojonya. Sebagai wanita yang baik hati, dia meminta maaf kepadanya; kata-kata terakhirnya adalah "Saya tidak melakukannya dengan sengaja."

Mantan ratu Prancis itu kehilangan kepalanya pada 15 menit setelah tengah hari. Kematian Marie Antoinette kini telah lengkap, tidak hanya secara mental, tetapi juga fisik.

Kepala dan tubuh Marie Antoinette ditinggalkan begitu saja di atas rumput. Baik kepala maupun tubuhnya kemudian dikuburkan di kuburan massal.

Marie Antoinette akhirnya dimakamkan dengan cara yang pantas bagi seorang ratu, tetapi butuh waktu 22 tahun untuk hal ini terjadi. Ia dimakamkan secara Kristen selama Restorasi Bourbon dan hingga hari ini ia dan sang raja pasangannya dimakamkan bersama bangsawan Prancis lainnya di Basilika St. Denis, Paris.