Kenapa Generasi Tua Suka Mengeluhkan Generasi yang Lebih Muda?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 1 September 2024 | 21:00 WIB
Generasi tua selalu mengeluh dan berasumsi negatif tentang generasi yang lebih muda. Fenomena ini telah berlangsung sejak lama dalam peradaban manusia. Apa penyebabnya? (master1305/Freepik)

Nationalgeographic.co.id - "Anak zaman sekarang memang enggak tahu adab."

"Generasi [masukkan nama generasi termuda] itu maunya serba instan dan lemah. Enggak menikmati proses."

Pernah mendengar keluhan seperti di atas? Mungkin, malah justru Anda sendiri yang pernah melontarkan ujaran seperti itu?

Fenomena generasi tua yang selalu mengeluh tentang generasi yang lebih muda selalu muncul di dalam peradaban sejarah manusia. Socrates, filsuf Yunani, juga pernah mengungkapkan keluhannya terhadap anak muda. Hal itu dituangkan Plato dalam catatan diskusinya bersama Socrates:

"Anak-anak sekarang menyukai kemewahan; mereka memiliki tata krama yang buruk, tidak suka pada otoritas; mereka tidak menghormati orang yang lebih tua dan lebih suka mengobrol daripada berolahraga. Anak-anak sekarang menjadi tiran, bukan pembantu rumah tangga mereka. Mereka tidak lagi berdiri ketika orang yang lebih tua memasuki ruangan. Mereka menentang orang tua mereka, mengobrol di depan tamu, melahap makanan lezat di meja makan, menyilangkan kaki, dan menindas guru-guru mereka.".

Sekilas, jika dilihat dengan konteks hari ini, kita teringat dengan Rhenald Kasali, akademisi bisnis dan ekonomi dari Universitas Indonesia. Dari perspektif subjektif, Kasali melihat generasi muda angkatan kerja hari ini, Generasi Z, sebagai kalangan yang "kurang memiliki daya juang" dan "mudah pindah tempat kerja".

Sebelum generasi Z menjadi sasaran. Banyak generasi tua yang justru mengeluh soal sikap dan tingkah generasi milenial yang di atas generasi Z. Semua keluhan ini seolah menjadi pola atas sentimen generasi tua terhadap generasi yang lebih muda.

Bisa jadi, keluhan yang sama tertanam dalam benak Sukarno dan Mohammad Hatta ketika diculik para pemuda yang dipimpin Soekarni, Wikana, D.N. Aidit, dan Chaerul Saleh ke Rengasdengklok. Sangat mungkin dalam pandangan tokoh proklamator, walau tidak disebutkan dalam dokumen, bahwa kalangan pemuda tersebut tidak bisa sabar dan ingin instan, tanpa melihat politik kependudukan Jepang.

Setelah Socrates pun ada banyak catatan sejarah tentang keluhan terhadap generasi muda. Jadi, kenapa generasi tua selalu mengeluh tentang generasi yang lebih muda? Berikut penjelasan ilmiahnya.

Sains Membuktikan, Menjadi Tua Berarti Menjadi Pemarah

Sebuah studi di Science Advances pada 2019 bertajuk "Kids these days: Why the youth of today seem lacking" mengungkapkan pola generasi tua yang mengeluhkan generasi muda. Generasi tua merasa pesimis dengan anak-anak zaman sekarang yang punya sifat kurang menghormati orang tua, kurangnya antusiasme membaca, dan kecerdasan yang "kurang jelas".

Baca Juga: Dorong Generasi Muda Peduli Lingkungan, Belantara Foundation Ajak Pelajar Asal Jepang Tanam Pohon