Perjanjian Lateran dan sejarah Vatikan
Kota Vatikan, negara kota terkecil di dunia, memiliki sejarah panjang dan kompleks yang terjalin erat dengan sejarah Italia. Selama berabad-abad, Vatikan telah menjadi pusat kekuasaan spiritual bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Sebelum menjadi negara kota yang kita kenal sekarang, Vatikan merupakan jantung dari Negara Kepausan. Selama periode abad ke-4 hingga 1870, Paus memerintah wilayah yang cukup luas di sekitar Roma, menjadikan kota ini pusat kekuasaan politik dan agama. Namun, seiring dengan perubahan peta politik Eropa, kekuasaan Negara Kepausan semakin terkikis.
Pada akhir abad ke-19, Italia berhasil menyatukan seluruh wilayahnya, termasuk Roma. Hal ini membuat posisi Paus menjadi sangat lemah. Namun, Paus tetap mempertahankan wilayah kecil di sekitar Basilika Santo Petrus yang dikenal sebagai Kota Vatikan.
Situasi yang tidak pasti ini akhirnya menemui titik terang pada tahun 1929. Melalui Perjanjian Lateran, Italia yang saat itu dipimpin oleh Benito Mussolini, secara resmi mengakui kedaulatan Kota Vatikan. Perjanjian ini menandai lahirnya sebuah negara kota yang independen di tengah-tengah kota Roma.
Salah satu poin penting dalam Perjanjian Lateran adalah pengakuan terhadap keabsahan pernikahan Katolik. Pasal 34 perjanjian ini menegaskan bahwa pernikahan yang dilakukan menurut hukum kanon (hukum gereja) diakui oleh negara.
Hal ini berarti bahwa hanya pengadilan gereja yang berwenang untuk membatalkan suatu pernikahan Katolik. Konsep perceraian seperti yang dikenal dalam hukum sipil tidak berlaku dalam pernikahan Katolik.
Perjanjian Lateran juga mengatur soal pendidikan agama di sekolah. Pasal 36 memberikan izin kepada gereja untuk memberikan pengajaran agama di sekolah-sekolah negeri, baik tingkat dasar maupun menengah. Uskup diberikan wewenang untuk memilih guru agama, menentukan kurikulum, dan menyetujui buku-buku pelajaran yang digunakan.
Hubungan antara Italia dan Vatikan terus berkembang. Pada tahun 1985, kedua belah pihak menandatangani sebuah konkordat baru yang membawa perubahan signifikan. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah berakhirnya status Katolik Roma sebagai agama negara Italia.
Perubahan status ini membawa sejumlah perubahan dalam masyarakat Italia. Mungkin yang paling signifikan adalah berakhirnya pendidikan agama wajib di sekolah negeri. Konkordat baru juga memengaruhi berbagai bidang seperti pembebasan pajak untuk lembaga keagamaan dan kepemilikan katakombe Yahudi.