Festival Danau Lindu 2024 Sukses Gelar Pariwisata Berkelanjutan

By Ade S, Rabu, 11 September 2024 | 14:03 WIB
Festival Danau Lindu 2024 sukses gelar pariwisata berkelanjutan, lestarikan alam dan budaya. Nikmati keindahan alam danau serta ragam budaya lokal. ()

Pada Kamis (5/9/24) tepat pukul 09.50 WITA, R. Edy Suryono dari Direktorat Penyelenggara Kegiatan (Events), mewakili Menteri Pariwisata, bersama Kepala Dinas Pariwisata Sigi Heru Murtanto, Dandim 1306/Kota Palu, Kejari Sigi, serta beberapa pejabat dan pimpinan SKPD Sigi lainnya tiba di lokasi kegiatan dan disambut sebagai tamu kehormatan.

Mereka diterima dengan penyambutan adat berupa tarian atau To Pe aju dari perwakilan masyarakat adat yang disusul dengan pemasangan atribut kehormatan adat berupa Siga atau ikat kepala kepada pejabat laki-laki dan Tali Dangka untuk pejabat perempuan.

"Kepada bapak-ibu sekalian yang telah datang dan hadir untuk mengikuti acara kegiatan Festival Danau Lindu, kiranya kehadiran bapak-ibu sekalian dalam pelaksanaan Festival Danau Lindu ini membawa perubahan dan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sigi, dan terlebih khusus kepada masyarakat Kecamatan Lindu," ujar pemandu acara.

Setelah Majelis Adat Kecamatan Lindu usia memberikan sambutan dalam proses adat tersebut, tamu diarahkan menuju panggung utama untuk acara Popamtodui, dan kemudian mengikuti ritual adat Metimbe berupa penyembelihan kepala kerbau yang menandakan even bisa dilaksanakan yang mengandung makna keselamatan sebuah tempat.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan Tur Jelajah Danau Lindu bagi tamu dan undangan untuk mengunjungi Situs makam Maradindo di Pulau Bola dengan menyeberangi Danau Lindu menggunakan kapal kayu. Seusai menjelajahi Danau Lindu, tamu dan peserta adat kemudian mengikuti ritual Makan Adat.

Festival Danau Lindu 2024 sukses gelar pariwisata berkelanjutan, lestarikan alam dan budaya. Nikmati keindahan alam danau serta ragam budaya lokal. ()

Pada ritual Makan Adat, sebagai suatu tradisi turun-temurun, tentunya harus dipersembahkan untuk menghargai kehadiran tamu kehormatan. Makan secara adat atau lebih lazim disebut Makan Adat adalah warisan budaya dalam menjaga kearifan lokal yang dilakukan masyarakat adat di Kecamatan Lindu.

Makan Adat adalah suatu kebiasaan yang dilakukan sebagai wujud penghargaan kepada tamu atau dalam pelaksanaan event besar, berkaitan dengan budaya dan adat istiadat yang bertujuan untuk membangun etika sosial masyarakat.

Acara ini diisi dengan makan bersama antara masyarakat adat dengan tamu dalam suatu hajatan. Semakin lengkap menunya berdasarkan aturan adat, menandakan semakin besar jenis kegiatannya.

Makan Adat sesungguhnya adalah makan yang menggunakan dulang sebagai piring dengan dilapisi daun pisang. Dulang yang digunakan ada dua bentuk. Ada yang disertai tatakan atau kaki, ada juga yang polos. Peruntukannya menunjukan strata sosial bagi tamu yang dihidangkan.

Sementara menunya merupakan sajian nasi putih dan beras ketan merah. Sedangkan lauknya adalah daging kerbau yang dimasak kuah bening dengan nama masakan Tawalemo. Masakan itu dihidangkan dalam wadah tempurung kelapa yang dinamakan Banga.

Baca Juga: Selisik Anthesteria, Festival untuk Menghormati Dewa Dionisos