Synchronize Festival, Berdiplomasi Melalui Musik Sembari Melestarikan Bumi

By National Geographic Indonesia, Senin, 16 September 2024 | 07:00 WIB
Pengunjung membawa gelas minum untuk diisi di stasiun isi ulang air minum 'Sumber Mata Air' di Synchronize Festival. (Nala Satmowi/Synchronize Festival)

Dalam hal festival musik yang peduli lingkungan Britania Raya punya festival musik besar yaitu Glastonbury. Perlu dicatat, festival musik yang peduli lingkungan berbeda dengan NGO lingkungan yang mengadakan festival musik yang tentu saja pasti peduli lingkungan.

Bila festival musik yang diselenggarakan oleh EO umum tapi peduli lingkungan, hal ini menunjukkan bahwa isu lingkungan bukan lagi sekadar kampanye tapi sudah melekat dalam pola pikir dan tindakan.

Keberhasilan Glastonbury dalam mengampanyekan lingkungan bisa dilihat dari tidak adanya penggunaan plastik sekali pakai di seluruh area festival sejak 2019, termasuk botol air plastik. Juga NGO ini berhasil menghimpun ribuan relawan.

Kampanye Love the Farm, Leave No Trace bukan hanya slogan, tapi juga menunjukkan penuruan sampah yang signifikan. Sampah tenda yang ditinggal berkurang hingga 98 persen dan mampu mendaur ulang 50 persen sampah. Angka daur ini lebih tinggi dari angka daur ulang rumah tangga di Britania Raya yaitu 44,6 persen.

Membicarakan festival musik yang peduli lingkungan, Indonesia punya Synchronize Festival. Festival musik multigenre ini diselenggarakan setiap tahun di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta sejak 2016. Pada tahun 2019, Synchronize Festival mulai peduli dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sebuah festival musik.

“Dalam tiga hari, timbunan sampah yang dihasilkan bisa sampai 11 ton. Kita menjadi sadar, di sini hura-hura tapi ada dampak tidak menyenangkan. Sejak itu, kita punya green movement,” kata David Karto, Director of Festival Synchronize Festival.

Green movement Synchronize Festival bernama S.i.S.a. Kata harfiahnya memang sisa alias sampah. Sementara kepanjangannya System Integration for Sustainability Act.

“Kita tidak hanya ingin kampanye, tapi langsung aksi dari hal yang paling dekat dengan kita. Ingat, orang datang ke Synchronize untuk nonton musik. Jadi jangan dikasih yang berat-berat, tapi tetap bertindak untuk lingkungan tanpa mereka sadari,” kata Saleh Husein—yang akrab disapa Ale—Director of Artistic yang juga salah satu inisiator S.i.S.a.

Green movement Synchronize Festival terdiri atas empat pilar yaitu Internal Change Behavior, Waste Management, Bring Your Own Tumbler & Water Refill Station, dan Bike to Synchronize.

Keempat pilar ini merupakan aksi masyarakat urban untuk meminimalkan dampak buruk pada lingkungan. Internal Change behavior misalnya makan dengan prasmanan sehingga tidak pakai kotak makan sekali pakai, stryrofoam tidak diperbolehkan di area venue.

Dari aksi tersebut, data menunjukkan timbunan sampah berkurang. Awalnya 11.024 kilogram yang berasal 74.629 pengunjung pada 2022 menjadi 7.075 kilogram yang berasal dari 78.197 pengunjung. Botol plastik pun berkurang separuhnya dari 2.339 kilogram (2022) menjadi 1.092 kilogram (2023).

Dalam hal Waste Management, Synchronize bekerjasama dengan Greeners sejak 2019 hingga kini. Tahun ini, juga membuka peluang dengan Waste4Change untuk mewujudkan zero waste to landfill.