Bagaimana Barcelona Bisa Nyaris Hancur Lebur Gara-gara Wisata Massal?

By Ade S, Senin, 16 September 2024 | 19:03 WIB
Barcelona, dulu surga wisata, kini terancam hancur oleh pariwisata massal. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah kota ini? (Otto Normalverbraucher )

Terlanjur jadi tulang punggung

Pariwisata memang menjadi tulang punggung ekonomi Barcelona. Sektor ini menyumbang 14% dari total pendapatan kota, mempekerjakan sekitar 150.000 orang, dan menghasilkan pendapatan hampir €12,75 miliar (setara Rp218 triliun setiap tahunnya.

Namun, di balik gemerlapnya dunia pariwisata, ada beban berat yang harus ditanggung oleh kota. Dengan jumlah wisatawan mencapai 32 juta orang setiap tahunnya, sementara jumlah penduduk hanya 1,6 juta, Barcelona seolah kewalahan.

Lonjakan jumlah wisatawan ini membuat anggaran kota membengkak. Balai kota memperkirakan, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar €50 juta (setara Rp855 miliar) setiap tahunnya hanya untuk menjaga keamanan, menyediakan transportasi umum, merawat fasilitas kota, dan membersihkan lingkungan.

Bayangkan saja, di La Rambla, jalan utama kota yang setiap harinya dipadati lebih dari 200.000 pejalan kaki, tempat sampah harus dikosongkan sebanyak 14 kali dalam sehari!

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kota memutuskan untuk menaikkan pajak wisatawan dari €3,25 menjadi €4 per orang per malam. Namun, kenaikan ini ternyata masih belum cukup. "Menurut perhitungan, tarif pajak harus dinaikkan lagi menjadi €6 untuk menyeimbangkan anggaran kota," jelas Xaxàs.

Berawal dari Olimpiade

Pariwisata massal yang membanjiri Barcelona sebenarnya adalah fenomena baru. Semuanya bermula dari ajang Olimpiade 1992. Butuh waktu 30 tahun bagi para ahli pariwisata untuk menyadari bahwa strategi mereka selama ini kurang tepat.

Alih-alih mengejar jumlah wisatawan sebanyak-banyaknya, mereka harus beralih fokus pada kualitas kunjungan. Artinya, Barcelona ingin menarik lebih banyak wisatawan yang tertarik dengan budaya dan sejarah kota, bukan sekadar wisatawan yang datang untuk berpesta atau backpacker.

Mateu Hernández, pemimpin dari konsorsium pariwisata kota, menegaskan bahwa ini adalah tujuan jangka menengah mereka. "Kami tidak akan membangun lebih banyak hotel, atau mengizinkan lebih banyak kapal pesiar atau apartemen turis," ujarnya.

Dengan kata lain, Barcelona ingin menjadi kota yang lebih eksklusif dan tidak lagi menjadi tujuan wisata murah meriah. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah wisatawan yang hanya datang untuk berpesta dan lebih meningkatkan kualitas kunjungan.

Baca Juga: Cara Killarney Keluar dari Jebakan Wisata Massal dan Kembali ke Wisata Berkelanjutan