Hibah Senilai Rp28,4 Miliar Disiapkan untuk Meneliti Makhluk-makhluk Superkecil, Apa Tujuannya?

By Ade S, Kamis, 19 September 2024 | 12:03 WIB
Katak kuku (Brachycephalus pulex). Hibah besar untuk ungkap rahasia makhluk terkecil di Bumi. Peneliti akan mengungkap bagaimana hewan-hewan mini bisa sekuat dan seefisien hewan besar. (Renato Gaiga)

Dengan melakukan hal ini, para ahli dapat belajar tentang bagaimana efisiensi dan peningkatan genetik terwujud dalam beberapa spesies yang paling sering diabaikan.

"Hewan-hewan besar seringkali menarik perhatian kita. Tetapi saya pikir sama menariknya bagaimana alam berhasil mengecilkan organ vital yang sama persis dan memadatkannya ke dalam seekor katak yang panjangnya kurang dari satu sentimeter," kata Scherz dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, seperti dilansir dari laman Popular Science.

"Saat ini, kita tahu sangat sedikit tentang bagaimana semua itu terjadi, dan saya ingin mengubah itu."

"Pembersihan dan inovasi" genom adalah fenomena menarik yang ditemukan Scherz pada hewan-hewan miniatur. Selain penghapusan "DNA sampah", terjadi pula perubahan pada gen-gen yang berkontribusi pada sifat-sifat penting organisme.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme genetik di balik miniaturisasi dapat membuka wawasan baru dalam bidang biologi evolusi dan bahkan bioteknologi.

"Melenceng" dari "aturan Cope"

Temuan ini juga menggarisbawahi kompleksitas evolusi dan menunjukkan bahwa tidak selalu mengikuti pola yang sederhana seperti "aturan Cope".

"Hewan tidak bisa terus tumbuh lebih besar dan lebih besar. Pada suatu titik, fisiologi—pertukaran panas, air, dan oksigen—menetapkan batas, begitu pula gravitasi," kata Scherz.

"Karena itu, pasti ada fase di mana ukuran tubuh berkurang, agar dapat terjadi tren menuju peningkatan ukuran secara keseluruhan."

Scherz mengemukakan pandangan yang menarik. Ia berpendapat bahwa hewan-hewan berukuran kecil, seperti katak kutu yang baru ditemukan di Brasil, mungkin adalah tempat di mana inovasi biologis paling pesat terjadi.

Ini bertentangan dengan aturan Cope yang selama ini kita yakini. Bayangkan saja, katak kutu yang hanya berukuran 7 milimeter memiliki semua organ vital yang sama dengan kita, manusia. Bahkan, hewan sebesar paus biru pun memiliki organ-organ yang serupa.

Namun, katak kutu dapat menjalankan semua fungsi tubuhnya dengan sangat efisien, menggunakan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan hewan-hewan yang lebih besar.

"Semua perhatian tertuju pada paus biru dan gajah. Setiap anak yang Anda tanya dapat memberi tahu Anda tentang mamalia darat terbesar, mamalia laut terbesar, dan dinosaurus terbesar yang pernah hidup. Tetapi meningkatkan skala dan menjadi lebih besar bukanlah masalah besar," kata Scherz.

"Ini adalah prestasi yang jauh lebih mengesankan untuk memiliki [hampir] semuanya dalam paus biru seberat dua puluh tiga ton dikompres menjadi paket tujuh milimeter."

Berbicara dengan Popular Science melalui surel, Scherz mengatakan bahwa ia percaya temuannya akan melihat banyak aplikasi di seluruh industri biomedis, biorekayasa, dan bioteknologi.

"Biorekayasa dan bioteknologi terus mencari inspirasi dan demonstrasi dari alam tentang apa yang mungkin dilakukan, dan pada saat teknologi itu sendiri mengalami miniaturisasi yang ekstrem, melihat contoh utama alam tentang apa yang mungkin terjadi pada kompleksitas dalam ukuran yang sangat kecil akan menjadi kunci," pungkasnya.