Meski Dianggap Musuh Publik, Nero Berjasa bagi Kekaisaran Romawi

By Sysilia Tanhati, Minggu, 22 September 2024 | 14:00 WIB
Meskipun dianggap sebagai salah satu kaisar terburuk, Nero memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Roma dan Kekaisaran Romawi. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Persepsi umum Kaisar Nero adalah penguasa gila, otokrat brutal, hingga pembunuh.

Dia adalah gambaran terkenal dari orang gila yang menyanyikan lagu-lagu epik, bermain biola saat Roma terbakar habis.

Namun seiring waktu, catatan sejarah buruk tentang dirinya dipertanyakan. Sejarawan mulai mendapatkan gambaran tentang seorang penguasa yang jauh lebih kompleks.

Nero memang memiliki kekurangan namun juga menjadi korban musuh-musuhnya. Ia adalah penguasa yang memberikan kontribusi signifikan kepada Roma dan Kekaisaran Romawi.

Sebagia penguasa, Nero memimpin periode perdamaian terakhir sebelum kekaisaran terjerumus ke dalam perang saudara yang brutal. Meski dinyatakan sebagai musuh publik, ada beberapa kontribusi Nero yang paling signifikan yang memengaruhi Roma, Kekaisaran Romawi, dan rakyatnya.

Dia membangun kembali Roma dan memperbaiki kondisi kehidupan rakyat setelah kebakaran

Augustus menyatakan bahwa dia menemukan Roma sebagai kota batu bata dan menjadikannya kota marmer. Namun pada dekade pertama Kekaisaran Romawi, ibu kota kekaisaran adalah kota yang besar, penuh sesak, dan kacau.

Jalanannya sempit, berkelok-kelok, dan kotor. Sebagian besar bangunan terbuat dari kayu dan mortir secara sembarangan. Banyak bangunan yang menjulang tujuh atau delapan lantai di udara, dan miring ke jalan. Bangunan-bangunan itu membahayakan pejalan kaki yang tidak siaga.

Singkatnya, Roma pra-Neronian adalah sebuah “bom waktu” yang siap meletus kapan saja. Ketika Kebakaran Besar terjadi pada 64 M, kebakaran tersebut dengan cepat menyebar tanpa terkendali. Api menghancurkan sebagian besar kota dan hanya menyisakan empat dari empat belas distrik di Roma.

Nero memanfaatkan bencana tersebut untuk membangun Rumah Emasnya. Tapi, ia juga memulai program pembangunan kembali secara besar-besaran. Yang lebih penting lagi, Nero mengesahkan dan menegakkan peraturan baru untuk mencegah terulangnya bencana.

Ia memerintahkan pelebaran jalan dan mengatur ketinggian dan material bangunan. Bahkan Nero juga membentuk organisasi baru untuk mengawasi pemeliharaan infrastruktur kota.

Baca Juga: Pallantium, Kota Legendaris Romawi Kuno, Keberadaannya Tak Pernah Bisa Dibuktikan?

Kaisar Nero adalah pelindung seni dan olahraga di Kekaisaran Romawi

Semua pendahulu Kaisar Nero adalah pemimpin militer dan politisi yang cakap. Mereka juga merupakan pelindung seni dan penyelenggara permainan mewah. Namun, Nero melampaui para kaisar pendahulunya.

Nero sangat menghargai seni dan budaya. Nero adalah pemain kecapi dan penyanyi yang terampil, sering berpartisipasi dalam pertunjukan publik dan kompetisi seni. Ia juga pernah berkompetisi di berbagai cabang olahraga, termasuk Olimpiade. Tidak mengherankan, Nero memenangkan semua tantangan (sebagian karena tidak ada yang mau menantang seorang kaisar).

Perlindungan Nero terhadap seni dan olahraga serta partisipasi langsungnya membuatnya sangat populer di kalangan rakyat jelata. Alhasil, rakyat jelata menganggap kaisar sebagai pelindung mereka.

Namun, pendekatannya yang membumi membuatnya mendapat kritik dari para elite senator. Mereka menganggap tindakannya tidak layak dilakukan seorang kaisar. Pliny menggambarkan Nero sebagai aktor-kaisar.

“Sedangkan Suetonius menyesali partisipasi langsung Nero dalam balap kereta atau atletik,” tulis Vedran Bileta di laman The Collector.

Nero mencapai perdamaian abadi dengan Parthia

Pada masa pemerintahan Kaisar Nero, legiun Romawi relatif damai. Pertempuran militer yang paling menonjol adalah menumpas pemberontakan di Inggris dan Yudea serta perang dengan Parthia. Perang dengan Parthia menghasilkan perdamaian yang menguntungkan Kekaisaran Romawi.

Seperti pendahulunya, Nero tidak memimpin pasukan Romawi secara pribadi. Jenderalnya, Gnaeus Domitius Corbulo, mengakhiri perang Romawi-Parthia atas Armenia.

Kaisar Nero mengirim ekspedisi untuk menemukan sumber Sungai Nil

Salah satu proyek Nero yang paling penuh petualangan dan rasa ingin tahu adalah ekspedisi Sungai Nil. Seperti kebanyakan orang Romawi, Nero terpesona dengan sejarah dan geografi Afrika dan Mesir. “Mesir kuno adalah provinsi terkaya di Kekaisaran Romawi,” Bileta menambahkan.

Baca Juga: Ketika Perang dan Budak Membuat Petani Republik Romawi Jatuh Miskin

Nero pun ingin meniru prestasi Aleksander Agung. Ia mungkin berencana untuk menjelajahi kemungkinan invasi jauh ke jantung Afrika. Karena itu, Nero mengorganisasi dan mengirimkan ekspedisi ilmiah pertama dalam sejarah untuk menemukan sumber Sungai Nil.

Pada tahun 61 M, di bawah perlindungan Nero, tim memulai ekspedisi. Mereka meninggalkan Aleksandria dan mengikuti aliran Sungai Nil ke hulu. Menantang banyak tantangan dan bahaya, para penjelajah tersebut mencapai Meroe, di Sudan modern. Meroe adalah ibu kota kerajaan yang diperintah oleh seorang ratu prajurit.

Dari Meroe ekspedisi bergerak lebih jauh ke selatan, menjumpai banyak hewan eksotik dan tempat-tempat asing. Akhirnya, mereka mencapai daerah rawa luas yang dikenal sebagai Sudd – sebuah rawa besar yang terletak di Sudan selatan.

Ada kemungkinan bahwa para penjelajah Nero berkelana lebih jauh lagi, semuanya sampai ke Air Terjun Murchison di Uganda. Bisa jadi mereka sampai sangat dekat dengan sumber Sungai Nil. Namun, kematian Nero pada tahun 68 M menghalangi misi lebih lanjut atau potensi kampanye di selatan.

Nero mungkin merupakan Kaisar Romawi yang buruk. Namun, ada banyak penguasa yang masuk dalam daftar tersebut. Meski dianggap buruk, kita harus mengakui jika Nero juga memiliki beberapa prestasi selama ia memimpin Kekaisaran Romawi.