Nationalgeographic.co.id—Kepercayaan terhadap adanya sihir telah ada sejak ribuan tahun lalu, termasuk di era Yunani kuno dan Romawi.
Kamus Klasik Oxford mendefinisikan sihir sebagai strategi manipulatif untuk memengaruhi jalannya alam dengan cara supernatural. Kata manipulatif merujuk pada unsur campur tangan manusia yang mengarahkan tindakan magis ke tujuannya.
Sihir, dengan potensinya untuk mengendalikan hal yang tidak dapat dikendalikan, digemari oleh sebagian manusia. Contoh-contoh praktik sihir pun telah ada selama ribuan tahun dalam budaya di seluruh dunia.
Sihir dalam masyarakat kuno ini secara longgar terkait dengan agama dan kemanjurannya sering kali bergantung pada bantuan dewa. Dalam budaya Yunani kuno dan Romawi, praktik sihir tidak sepenuhnya disetujui atau dilarang.
Baik orang Yunani maupun Romawi memiliki hukum yang membatasi praktik ilmu sihir. Namun, secara pribadi, ilmu sihir tampaknya memiliki daya tarik yang kuat dan sangat dihargai di semua lapisan masyarakat.
Penyihir dan ahli sihir juga muncul dalam mitologi Yunani kuno. Contoh yang terkenal adalah penyihir wanita Circe, yang ramuan ajaibnya menahan pahlawan licik Odysseus.
Lempengan kutukan dan mantra pengikat
Contoh-contoh ilmu sihir kuno dapat dikelompokkan secara longgar menjadi dua kategori. Pertama adalah ilmu sihir 'hitam'. Praktik sihir ini sebagian besar dikaitkan dengan tindakan menyakiti. Sedangkan yang kedua adalah ilmu sihir 'putih', yang memberikan manfaat atau perlindungan.
Lempengan kutukan jelas termasuk dalam kategori pertama. Lempengan ini biasanya berupa potongan timah tipis, yang ditulisi dengan kutukan terhadap musuh.
“Lempengan kutukan kemudian dapat dilipat dan sering kali disegel dan ditusuk dengan paku,” tulis Laura Hayward di laman The Collector. Kutukan tersebut kemudian dikubur, biasanya di badan air atau sumur dan juga di kuburan.
Mengapa di badan air, sumur, atau kuburan? Konon lokasi-lokasi ini dianggap menyediakan jalur cepat ke Dunia Bawah. Dewa-dewi Dunia Bawah, seperti Hades, Hekate, dan Hermes, diyakini mampu membantu memenuhi kutukan tersebut. Ribuan tablet semacam itu ditemukan di seluruh dunia Klasik, dari Athena di Yunani hingga Bath di Inggris Barat Daya.
Baca Juga: Politik Identitas Athena Abad ke-5 'Dicampuri' Mitos Prometheus
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR