Nationalgeographic.co.id—Yunani Kuno memiliki banyak mitologi yang seru untuk disimak. Salah satunya yakni Prometheus yang menantang dan mencuri api Zeus untuk umat manusia.
Dalam sebuah esai, The Myth of Prometheus in Hesiod, ahli klasik Prancis Jean-Pierre Vernant berargumen bahwa kisah Prometheus "menentukan status manusia, di tengah-tengah binatang dan dewa."
"Ditandai dengan pengorbanan, api untuk memasak dan membuat perkakas, perempuan sebagai istri dengan ‘perut binatang,’ biji-bijian untuk dimakan dan bertani,” jelasnya.
Selain itu, ia mencatat bahwa tipuan Prometheus dan pencurian api, mengukuhkan pemisahan dunia manusia dan dewa melalui pengorbanan, dan hal itu dilakukan dengan konsekuensi yang tak terhindarkan.
"Api (yang dicuri), perempuan dan pernikahan, pertanian, dan pekerjaan. Akhirnya, semua elemen ini saling terkait erat dengan inti mitos," lanjutnya.
"Dua cerita Prometheus oleh Hesiod memiliki logika komplementer tertentu, dan dapat memberikan wawasan berharga tentang cara-cara di mana Prometheus sang penipu membantu menetapkan kondisi manusia di Yunani kuno," pungkasnya.
Pengorbanan
Selain mengukuhkan posisi Zeus sebagai dewa yang berkuasa di antara para dewa, mitos Prometheus dalam Theogony karya penyair Yunani bernama Hesiod juga membahas hubungan antara dunia ilahi dan dunia manusia.
Secara khusus, pencurian api oleh Prometheus untuk manusia terkait dengan pengorbanan pertama di Mekone, saat yang menandai pemisahan pertama antara dewa dan manusia. Semua itu terjadi, kata Hesiod, ketika "para dewa dan manusia sedang bernegosiasi di Mekone".
Menurut Callimachus dan para penyair Yunani Kuno lainnya, Mekone adalah tempat di mana para dewa mendirikan singgasana mereka dan membagi hak istimewa mereka setelah perang melawan para raksasa.
Sebagai situs bumi dan tempat tinggal dewa, Mekone menjadi tempat di mana manusia dan dewa dapat hidup berdampingan, merayakan pesta di meja yang sama dan makan makanan yang sama.
Baca Juga: Aksi Prometheus 'Menciptakan Kembali' Yunani Kuno Usai Perang Persia
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR