Apakah Semua Gladiator Romawi Benar-Benar Bertarung Sampai Mati?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 24 September 2024 | 18:03 WIB
Menjadi seorang gladiator Romawi merupakan profesi yang penuh dengan darah. Apakah semua gladiator benar-benar bertarung sampai mati? ( Jean-Léon Gérôme/Phoenix Art Museum)

Gladiator bisa disewa dari pemiliknya oleh penyelenggara pertarungan. Sewa-menyewa ini pun diatur oleh kontrak. Jika gladiator dikembalikan dalam keadaan terluka parah - atau tewas - sewa gladiator tersebut akan diubah menjadi sebuah penjualan.

“Dan harganya bisa naik sekitar 50 kali lipat dari biaya kontrak awal," Virginia Campbell, dosen studi klasik di The Open University.

Tingkat kematian gladiator tampaknya meningkat pada abad ketiga Masehi. Keinginan untuk melakukan kekejaman menjadi populer di kalangan masyarakat.

Saat pertarungan, pihak yang kalah tidak boleh meminta pengampunan. Sumber-sumber dari abad ke-3 menyatakan bahwa satu dari dua pertarungan berakhir dengan kematian pihak yang kalah.

Tingkat kematian yang tinggi ini mungkin terus berlanjut hingga abad keempat. Mosaik di situs Torrenova menunjukkan orang-orang yang kalah dalam serangkaian pertarungan gladiator. Permainan gladiator menurun pada abad kelima dan pertarungan yang tersisa kemungkinan besar tidak akan memakan korban jiwa.

Tahanan yang tidak terlatih

Tidak semua orang yang memasuki arena adalah gladiator yang dilatih dan diharapkan bisa melawan orang lain. Beberapa di antaranya adalah narapidana tidak terlatih yang dijatuhi hukuman mati.

Para tahanan ini tidak mendapat pelatihan. Para tahanan itu sering kali tidak memiliki atau hanya memiliki senjata yang paling sederhana. Hal ini biasanya berakhir dengan kematian tahanan yang tidak terlatih.

Para tahanan berhadapan dengan hewan-hewan buas yang kelaparan. Kematian ini akan menjadi tindakan pemanasan sebelum para gladiator terlatih bertarung.

Karena para tahanan tidak terlatih dan hanya mempunyai sedikit atau tanpa senjata, maka biayanya relatif murah. “Ini bukan hanya sekadar hiburan yang murah. Pertarungan ini menjadi seruan agar orang tidak melakukan kejahatan. “Hiburan dan kontrol sosial dalam satu kesempatan,” tambah Campbell.