Herostratus: Kisah Orang yang Menghancurkan Keajaiban Dunia Kuno

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 28 September 2024 | 16:00 WIB
Kejahatannya begitu besar, ia tidak hanya dijatuhi hukuman mati tetapi namanya juga harus dihapus dari ingatan dan catatan sejarah. (Philip Galle)

Theopompus adalah sejarawan dari Pulau Chios yang tidak berada di bawah yurisdiksi Efesus. Dalam upayanya untuk mencatat peristiwa seakurat mungkin, ia menyebutkan nama penghancur Kuil Artemis dalam biografi Raja Philip II, Philippica.

Informasi yang diberikan oleh Theopompus kemudian dimasukkan ke dalam catatan ahli geografi Yunani Strabo. Juga catatan para sejarawan Romawi Plutarch, Valerius Maximus, dan Gellius.

Sindrom Herostratus di dunia modern

Kenangan Herostratus tidak hanya tersimpan dalam sejarah, tetapi juga dalam seni, sastra, dan filsafat. Dalam bukunya Hydriotaphia (1658), seorang ahli ilmu pengetahuan Inggris Thomas Browne mencatat ironi puitis dari kejahatan dan motifnya.

Ironi yang sama telah dieksploitasi oleh penulis Don Quixote Miguel de Cervantes, Geoffrey Chaucer, dan bahkan sutradara Andrei Tarkovsky dalam filmnya Stalker. Eksistensialis Prancis Jean-Paul Sartre menghasilkan penghormatan yang sangat rinci kepada Herostratus dengan cerita pendek eponim.

Matthew Fraser, penulis Monumental Fury: The History of Iconoclasm and the Future of Our Past, mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, pelaku beralih ke kekerasan untuk membuat klaim putus asa atas identitas pribadi.

Etnolog Pierre Centlivres menghubungkan pembakaran Kuil Artemis dengan penghancuran arsitektur dan artefak Buddha kuno di Afghanistan. “Keduanya merupakan serangan terhadap kesalehan dan keindahan, pelanggaran agama dan penghinaan terhadap monumen seni,” katanya.

Munculnya pelaku-pelaku penghancuran yang meniru jejak Herostratus ini disebut sebagai sindrom Herostratus. Didefinisikan oleh para sarjana Jean-Paul Azam dan Mario Ferrero sebagai yang memengaruhi orang-orang yang melakukan serangan keji demi keburukan.

Sekilas, sepertinya Herostratus tertawa terakhir. Namun, bukan itu masalahnya. Meskipun ia mendapatkan tempat kecil dalam buku-buku sejarah, apa yang ia lakukan—bukan siapa dirinya—yang kita ingat.

Penghancuran Kuil Artemis oleh Herostratus telah dipelajari berulang-ulang. Namun kita masih hampir tidak tahu apa pun tentang hidupnya sebelum malam yang menentukan itu. Dengan demikian, bahkan motivasinya tetap menjadi produk spekulasi sepanjang masa.