Lima Piramida Mengagumkan Peninggalan Peradaban Kuno di Luar Mesir

By Sysilia Tanhati, Rabu, 2 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Mengapa begitu banyak peradaban kuno, yang banyak di antaranya tidak saling berhubungan, membangun piramida pada waktu yang hampir bersamaan? (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Piramida Agung Giza tidak diragukan lagi merupakan salah satu ikon dunia kuno yang paling terkenal. Namun, ada ribuan piramida lain, tidak hanya di Mesir, tetapi di seluruh dunia, termasuk Eropa, Asia, Oseania, dan Amerika. Mengapa begitu banyak peradaban kuno, yang banyak di antaranya tidak saling berhubungan, membangun piramida pada waktu yang hampir bersamaan? Alasannya masih menjadi misteri hingga kini.

Meskipun demikian, banyak dari monumen yang mengesankan ini tetap menjadi warisan budaya kuno yang kaya ini.

Piramida di jantung Kota Roma

Roma terkenal dengan arsitektur kunonya – Colosseum, Pantheon, hingga Forum Romawi. Namun satu hal yang tidak sering dikaitkan dengan Peradaban Romawi adalah piramida. Tepat di jantung kota Roma, terdapat sebuah piramida berusia 2.000 tahun. Piramida ini berukuran 30 meter di setiap sisinya dan tinggi 35 meter. Anda tidak akan melewatkannya! Namun, sangat sedikit orang yang pernah mendengar tentang Piramida Cestius di Roma.

Piramida Cestius dibangun di sepanjang Via Ostiensis, jalan penting di Roma kuno, sekitar tahun 18 hingga 12 SM. Meskipun masih diperdebatkan apakah piramida Mesir pernah benar-benar digunakan sebagai makam, piramida Cestius sudah pasti pernah digunakan untuk makam. Di dalam piramida terdapat ruang makam berkubah tong.

Piramida Cestius di Roma (Tyrhénienne/CC BY 4.0)

Menurut prasasti di sisi timur dan barat piramida, ruang makam itu menampung jenazah seorang politikus Romawi yang dikenal sebagai Gaius Cestius Epulo. “Ia adalah seorang tribun, praetor, dan anggota imamat,” tulis April Holloway di laman Ancient Origins. Prasasti kedua mengumumkan bahwa pembangunan piramida ini selesai dalam waktu 330 hari.

Piramida Misterius di Tenerife, Kepulauan Canary

Tenerife di Kepulauan Canary terkenal sebagai tujuan wisata. Namun banyak wisatawan yang mengunjungi pulau tersebut tanpa menyadari bahwa ada piramida di sana dan masih menjadi misteri. Siapa yang membangun piramida, kapan dibangun, dan mengapa?

Piramida dapat ditemukan di Guímar, sebuah kota di selatan Tenerife. Dibangun dari batu lava tanpa menggunakan mortar, piramida tersebut telah menimbulkan banyak perdebatan.

Satu penelitian memperkirakan piramida tersebut dibangun pada abad ke-19 M. Hal ini diketahui dari tembikar yang ditemukan di dekat lokasi tersebut. Penelitian itu juga menyatakan bahwa piramida tersebut tidak lebih dari tumpukan batu vulkanik yang dibuat petani saat membersihkan lahan. Namun, hal ini masih diperdebatkan.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Mengapa Orang Mesir Kuno Suka Membangun Piramida?

Penjelajah Norwegia Thor Heyerdahl berpendapat bahwa piramida tersebut dibangun oleh Guanches. Mereka adalah penduduk asli Berber di Kepulauan Canary yang bermigrasi ke kepulauan tersebut sekitar 1.000 SM. Hayerdahl menunjukkan bahwa konstruksi tersebut dirancang dengan cermat dengan tingkat berundak. Kemungkinan penyelarasan dibuat untuk keperluan seremonial, seperti yang dapat dilakukan pada Titik Balik Matahari Musim Panas.

Tahun 1991, peneliti dari Institut Astrofisika Canary menunjukkan bahwa sisi panjang beberapa teras yang mengelilingi piramida Guímar menandai arah titik balik matahari.

Heyerdahl berhipotesis bahwa piramida Canary membentuk titik perhentian temporal dan geografis pada pelayaran antara Mesir kuno dan peradaban Maya.

Piramida Besar Cholula, Meksiko

Piramida ini diakui oleh Guinness Book of Records sebagai piramida terbesar di dunia dalam hal volumenya. Tapi sayangnya tidak banyak orang yang pernah mendengar tentang Piramida Besar Cholula.

Terletak tepat di luar kota Puebla, piramida ini didedikasikan untuk Quetzalcoatl. Ia adalah salah satu dewa terpenting dalam jajaran dewa Mesoamerika. Pada masa pra-Kolombia, Cholula merupakan kota besar dan pusat keagamaan di dataran tinggi Meksiko.

Pembangunan kuil ini dimulai pada abad ke-2 SM dan melewati beberapa tahap sebelum mencapai bentuk akhirnya. Sekitar tahun 1100 M, kota ini jatuh ke tangan suku Toltec-Chichimecas. Piramida tersebut ditinggalkan karena kuil-kuil baru dibangun.

Selama berabad-abad, piramida tersebut tertutup tanah dan tumbuhan. Baru pada tahun 1910, ketika pihak berwenang mulai membangun rumah sakit jiwa, piramida itu ditemukan.

Kota piramida berusia 5.000 tahun di Caral, Peru

Peradaban Norte Chico di Supe adalah peradaban pertama yang diketahui di Amerika. Ibu kota mereka adalah Kota Suci Caral. Caral merupakan kota metropolitan berusia 5.000 tahun yang lengkap dengan praktik pertanian yang kompleks, budaya yang kaya, dan arsitektur monumental. Ada enam piramida berundak besar.

Kota kuno ini pertama kali ditemukan pada tahun 1905 oleh arkeolog Jerman Max Uhle. Namun baru pada tahun 1970-an arkeolog menyadari bahwa bukit-bukit yang awalnya diidentifikasi sebagai formasi alami sebenarnya adalah piramida berundak.

Pada tahun 1990-an, luas penuh kota besar Caral. Enam piramidanya muncul setelah terkubur di bawah pasir selama lima milenium.

Piramida Putih legendaris di Xi’an, Tiongkok

Tersebar di dataran datar terpencil di Provinsi Shaanxi, dekat Xi'an, terdapat puluhan gundukan piramida spektakuler. Keberadaan piramida ini jarang diketahui di luar Tiongkok.

Bercampur dengan kenyataan makam-makam yang mengesankan ini, terdapat legenda tentang piramida putih besar ini. Memiliki tinggi 304,8 m, piramida ini dipercaya pernah ditutupi permata yang bahkan lebih cemerlang dari Piramida Agung Giza.

Sementara beberapa peneliti percaya bahwa penampakan udara dari 'Piramida Putih Xi'an' sama Mausoleum Maoling, makam Kaisar Wu dari Han.

Penampakan piramida putih besar di Tiongkok yang dilaporkan terjadi lebih dari satu abad yang lalu. Hal ini diketahui dari catatan harian agen perjalanan dan pedagang Amerika Fred Meyer Schroder. Konon Schroder melihat piramida raksasa di kejauhan saat berjalan dengan pemandu biksu Buddha di Provinsi Shaanxi pada 1912.  

Schroder memperkirakan piramida itu tingginya setidaknya 300 meter dengan sisi 500 meter. Dimensi seperti itu akan membuat struktur itu memiliki volume sepuluh kali lebih besar daripada Piramida Besar di Mesir. Pemandu Mongolia Schroder, Bogdo, memberitahunya bahwa piramida itu berusia setidaknya 3.000 tahun. Menurut sang pemandu, informasi tentang piramida itu tercatat dalam dokumen biara kuno dan terkenal dalam legenda setempat.

Dua penampakan lainnya oleh pilot terjadi pada tahun 1940-an, keduanya menguatkan laporan sebelumnya tentang ukuran dan fiturnya. Beberapa orang percaya bahwa Piramida Putih mungkin terletak di medan terjal Pegunungan Qin Ling. Karena lokasinya, piramida itu sulit ditemukan di antara pegunungan yang menjulang tinggi dan ngarai yang dalam. Banyak peneliti dan penjelajah telah mencari Piramida Putih Xi'an, tetapi hingga saat ini tidak ada yang berhasil.