Nationalgeographic.co.id—Peradaban Mesir Kuno sangat kompleks dan dan terorganisasi. Berbagai profesi khusus muncul dengan cepat sepanjang sejarah peradaban Mesir kuno. Profesi-profesi di masa itu memungkinkan pembagian kerja dan pengembangan keahlian.
Ada berbagai macam pekerjaan di Mesir kuno, mulai dari buruh hingga pendeta tinggi. Ada juga profesi yang mungkin tampak tidak biasa di zaman modern. Meski terdengar aneh, profesi-profesi tersebut merupakan bagian penting dari kehidupan di Mesir kuno.
Berikut adalah lima profesi yang paling menarik dari peradaban Mesir kuno.
Pembuat bir
“Bagi orang Mesir kuno, bir merupakan bagian penting dari kehidupan mereka,” tulis Jessica Kenmore di laman The Collector. Sedemikian pentingnya sehingga bir bahkan dianggap sebagai “minuman bergizi”. Bir dikonsumsi selama ritual, perayaan, dan dalam kehidupan sehari-hari. Pekerja piramida bahkan dibayar dengan bir – sebanyak lima liter per hari.
Meskipun bangsa Sumeria adalah penemu bir yang sebenarnya, bangsa Mesir kuno dianggap telah menyempurnakan seni pembuatan bir. Bir Mesopotamia kental dan orang harus meminumnya dengan sedotan. Melalui praktik dan eksperimen, orang Mesir kuno menciptakan bir yang lebih ringan, dan lembut. Bir yang dibuat oleh orang Mesir kuno lebih mudah diminum dan dinikmati.
Seperti bir modern, bir Mesir diklasifikasikan berdasarkan rasa dan kadarnya. Bir Mesir kuno memiliki kadar alkohol rata-rata sekitar tiga hingga empat persen. Selain itu, ada berbagai macam perasa termasuk herba, rempah-rempah, dan buah.
Bir yang dikonsumsi selama upacara atau perayaan biasanya memiliki kualitas unggul dan kadar alkohol yang tinggi. Bir sehari-hari dianggap sedikit manis.
Bir terus dibuat di sebagian besar rumah tangga Mesir kuno. Namun ada toko pembuat bir dan pabrik bir skala besar untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di kota-kota. Pembuat bir memiliki spesialisasinya sendiri. Mereka memproduksi bir sehari-hari, bir seremonial, dan bir khusus berkualitas tinggi untuk rumah tangga elite dan kerajaan.
Pada awal abad ke-20, arkeolog T. Eric Peet menemukan sebuah situs. Awalnya ia mengira situs itu pernah digunakan untuk mengeringkan dan menyimpan biji-bijian. Pada tahun 2018, situs tersebut ditemukan kembali dan digali. Penggalian mengungkap apa yang ternyata merupakan pabrik bir berskala besar tertua di dunia. Terletak di sebuah situs permakaman di Abydos, pabrik bir tersebut diyakini berdiri sekitar tahun 3150 SM.
Para peneliti percaya bahwa pabrik bir ini memasok bir seremonial untuk keluarga elite dan kerajaan. Bir tersebut yang dikonsumsi dalam ritual di dalam bangunan pemakaman di Abydos. Diperkirakan pabrik bir ini memproduksi sebanyak 5.900 galon sekaligus.
Baca Juga: Seperti Apa Makanan yang Dikonsumsi Orang Mesir Kuno? Begini Bentuknya
Astrolog
Para ahli tidak menganggap jika peradaban Mesir kuno mempraktikkan astrologi seperti yang kita kenal sekarang. Namun konsensus bahwa bangsa Mesir kuno percaya bahwa kesejajaran bintang dan konstelasi memengaruhi kehidupan di bumi. Sudah diketahui umum bahwa orang Mesir kuno mengembangkan sistem astronomi yang canggih. Astronomi juga digunakan untuk memprediksi banjir tahunan Sungai Nil.
Orang Mesir kuno memiliki konstelasi mereka sendiri, yang mungkin digunakan untuk tujuan astrologi. Dengan kedatangan orang Yunani kuno pada abad ke-4 SM, mereka mempelajari astrologi Yunani. Astrologi Yunani kuno menggunakan 12 tanda zodiak yang dikenal dari astrologi Barat modern. Bangsa Mesir menggabungkan ini dengan pengetahuan astronomi asli mereka dan menjadi astrolog yang disegani. Pembangunan Kuil Esna di dekat Luxor dimulai pada abad ke-3 SM dan menampilkan 12 tanda zodiak di antara dekorasinya.
Ada beberapa catatan tentang astrolog profesional dalam sejarah Mesir awal, tetapi beberapa yang terdokumentasi sangat dihormati. Lahir pada abad ke-27 SM, Imhotep adalah seorang arsitek, astrolog, dan kepala menteri Djoser. Djoser adalah raja kedua dari dinasti ketiga Mesir. Lahir sebagai rakyat jelata, Imhotep naik menjadi penasihat terpenting Djoser. “Imhotep mengawasi pembangunan makam raja di Saqqara,” tambah Kenmore.
Kontributor utama lainnya untuk astrologi Mesir adalah Claudius Ptolemaeus, lebih dikenal sebagai Ptolemeus. Seorang astronom, penulis, dan matematikawan keturunan Yunani, Ptolemeus tinggal dan bekerja di Aleksandria selama abad ke-2 M. Ptolemeus sangat percaya pada keabsahan astrologi dan menulis banyak karya tulis tentang subjek tersebut.
Pengusir setan
Bangsa Mesir Kuno percaya pada keberadaan dewa, roh, dan setan. Mereka sangat mementingkan ritual, mantra, dan teks suci sebagai bentuk perlindungan dari kejahatan, penyakit, dan kemalangan. Sihir merupakan bagian penting dari ritual penyembuhan yang dilakukan oleh pendeta khusus dan pengusir setan terlatih.
Ritual-ritual dimaksudkan untuk memohon berkat dari para dewa. Namun ada ritual yang terutama digunakan untuk mengusir roh jahat atau setan. Bangsa Mesir kuno percaya jika setan menyebabkan penyakit dan kemalangan.
Pengusir setan mengandalkan kumpulan mantra dan mantra yang dikenal sebagai Teks Kutukan untuk mengusir roh jahat ini.
Berasal dari Kerajaan Lama, Teks Kutukan memiliki banyak tujuan. Teks tersebut terkadang digunakan sebagai kutukan bagi calon perampok makam. Selain itu, Tesk Kutukan juga digunakan untuk menggagalkan musuh Mesir selama masa perang.
Pembuat wig atau rambut palsu
Selama ribuan tahun, orang-orang dari semua budaya telah menggunakan rambut sebagai media untuk mengekspresikan diri. Termasuk orang Mesir kuno.
Gaya rambut mencerminkan status sosial, jenis kelamin, dan tahapan dalam kehidupan di Mesir kuno. Berkat lukisan dan ukiran makam yang terpelihara dengan baik, kita dapat menentukan bagaimana orang Mesir menggunakan gaya rambut. Gaya rambut itu menunjukkan posisi seseorang di masyarakat.
Pejabat tinggi, raja, dan firaun mengenakan wig. Kaum pria biasanya menjaga rambut alami mereka tetap pendek atau dicukur. Sedangkan kaum wanita biasanya memanjangkan rambut mereka. Sementara pria dan wanita dari kelas atas mengenakan wig, orang Mesir di luar kelas elite digambarkan dengan rambut alami mereka.
Pria dan wanita elite biasanya mengenakan wig yang lebih panjang dan rumit. Wig Mesir kuno kadang dihiasi dengan jimat emas atau permata. Anggota keluarga yang lebih muda, khususnya anak laki-laki, biasanya mengenakan wig pendek dan sederhana. Sedangkan wanita dari semua kelas biasanya memiliki rambut yang lebih panjang. Orang Mesir kuno juga menggunakan ekstensi rambut untuk menambah volume pada gaya rambut mereka.
Wig dan ekstensi ini dibuat di toko-toko khusus dari rambut manusia atau rambut kuda. Lilin dan resin digunakan untuk memasang rambut ke kain. Ekstensi rambut dipasang pada rambut dengan simpul, benang, atau kepang. Wig seremonial sering kali lebih rumit, dengan serat palem digunakan untuk menambah volume pada mahkota.
Wig dikenakan sesuai acara. Wig bahkan dibuat dalam berbagai gaya yang dianggap sesuai untuk dipakai sehari-hari, pertemuan sosial, perayaan, atau ritual. Mengingat biayanya, jenis ini hanya dapat diakses oleh kelas elite.
Wig juga dianggap bermanfaat untuk kebersihan dan memberikan perlindungan dari iklim Mesir kuno. Lebih mudah menjaga rambut tetap bersih, wig melindungi kulit kepala dari sinar matahari dan kutu.
Juru tulis
Referensi paling awal tentang juru tulis di Mesir kuno ditemukan dalam Teks Piramida. Teks Piramida merupakan kumpulan doa, jimat, dan mantra yang ditulis di dinding piramida untuk membantu raja di akhirat. Berasal dari Kerajaan Lama, Teks Piramida adalah tulisan keagamaan Mesir tertua yang telah ditemukan.
Juru tulis sangat dihormati di Mesir kuno. Mereka berperan penting dalam kegiatan administratif, keagamaan, dan perdagangan. Dalam masyarakat Mesir kuno yang berstrata, juru tulis diizinkan masuk ke kelas atas. Mereka bahkan memiliki akses ke kekayaan dan hak istimewa. Keuntungan lain yang diberikan kepada profesi tersebut termasuk pembebasan pajak dan kerja kasar.
Juru tulis membantu mengelola catatan pajak, sensus, dan proyek konstruksi di antara operasi administratif lainnya. Beberapa juga menulis teks keagamaan dan melanjutkan pelatihan mereka untuk menjadi pendeta dan penasihat.
Juru tulis khusus melukis gambar dan teks di bagian dalam makam dan kuil kerajaan dan menciptakan karya tulis penting. Misalnya Kitab Orang Mati. Juru tulis mempelajari keahlian mereka di sekolah khusus, terkadang melanjutkan pelatihan mereka dalam magang.
Profesi-profesi orang Mesir kuno mungkin tampak janggal bila diterapkan di zaman modern. Namun di masa lalu, profesi tersebut sangat penting bagi peradaban Mesir kuno.