Sejarah Dunia: Bagaimana Orang Eropa Memperkenalkan Bir ke Asia?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 9 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Reaksi terhadap bir beragam. Mulai dari upaya Jepang untuk meniru bir Jerman hingga keengganan untuk minum di kalangan Muslim dan Hindu di India. (Teiji Tsutsumi)

Nationalgeographic.co.id—Reaksi terhadap upaya memperkenalkan bir itu beragam. Mulai dari upaya Jepang untuk meniru bir Jerman hingga keengganan untuk minum di kalangan Muslim dan Hindu di India.

Orang-orang di seluruh dunia menikmati berbagai minuman beralkohol selama ribuan tahun. Namun, bir ala Eropa bisa jadi merupakan cita rasa yang baru. Dalam sejarah dunia, bagaimana bir masuk ke Asia?

Inggris dan Jerman memperkenalkan bir di India

Jeffrey M. Pilcher menggali sejarah tentang bagaimana beberapa negara Asia mulai menikmati minuman ini. Pilcher menulis bahwa pada abad ke-18 dan ke-19, Eropa mulai memperluas wilayah kekuasaannya ke seluruh dunia. Saat itu, pembuatan bir industri mulai berkembang di Eropa. Para penjajah, agen kekaisaran, dan penjelajah membawa serta minuman mereka dalam perjalanan.

Penjajah Inggris di Asia Selatan memperkenalkan bir India pale ale, yang cukup pahit untuk bertahan dalam pengiriman. Namun, ironisnya, Jerman akhirnya mendominasi pasar bir di kalangan orang Inggris di India. “Pasalnya, bir lager yang lebih ringan dari Jerman tampaknya lebih cocok dengan iklim tropis,” tulis Livia Gershon di laman JSTOR Daily.

Di kalangan penduduk India, bir tidak begitu populer. Penguasa Hindu dan Muslim pada umumnya melarang minum. Namun Inggris mencoba menyimpan bir untuk diri mereka sendiri sebagai bagian dari upaya untuk menjaga budayanya agar tetap berbeda dari orang-orang di sekitar mereka.

Saat ini, minum bir di India masih dikaitkan dengan warisan kolonial Inggris. Kios-kios pinggir jalan yang menjual bir dan anggur di Punjab sering kali dihiasi dengan Union Jack.

Bir masuk ke Kekaisaran Jepang

Di Kekaisaran Jepang, tulis Pilcher, ceritanya sangat berbeda. Perjanjian Kanagawa menandai pembukaan paksa Amerika terhadap Kekaisaran Jepang untuk perdagangan pada tahun 1854. Saat itu, seorang pejabat Jepang menggambarkan bir yang disajikan oleh Komodor Matthew Perry rasanya seperti “kencing kuda pahit.”

Namun, selama Restorasi Meiji, produsen dan pelanggan Jepang menerima produk-produk barat, termasuk bir, sebagai simbol kemajuan. Pabrik-pabrik bir Jepang bermunculan. Mereka sering kali mempekerjakan pembuat bir Jerman dan menjadi ahli dalam membuat bir lager.

The Journal of the Brewing Society of Japan (1906) menjadi bagian penting dari percakapan internasional tentang kemajuan ilmiah dalam teknik pembuatan bir.

Baca Juga: Kisah Asal Mula Bir Lager Pertama Kali Dikembangkan di Bavaria