Kanal Besar, Mahakarya Jalur Air Peninggalan Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Minggu, 20 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Kanal Besar Tiongkok (The Great Canal) adalah salah satu mahakarya Kekaisaran Tiongkok. Pembangunannya dimulai pada 468 SM, Kanal Besar masih digunakan hingga kini. (William Alexander/Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Tiongkok kuno dikenal dengan dinasti-dinastinya yang terkenal dan budaya yang kaya. Sepanjang sejarahnya, banyak inovasi teknologi "canggih" pertama di dunia. Salah satu karya paling terkenal yang dibuat di Tiongkok kuno adalah Kanal Besar Tiongkok (The Grand Canal).

Kanal Besar Tiongkok adalah jalur air buatan manusia yang masih menghubungkan beberapa kota di Tiongkok untuk perdagangan dan perjalanan. Faktanya, Kanal Besar Tiongkok adalah jalur air buatan manusia terpanjang di dunia. Mahakarya peninggalan Kekaisaran Tiongkok ini memiliki panjang sekitar 1.770 kilometer.

Kanal Besar Tiongkok masih digunakan untuk perdagangan dan transportasi hingga kini. Kisah tentang kanal itu pertama kali dibangun dan dikembangkan secara historis sangat menarik dalam banyak hal.

Kanal Besar Tiongkok: Mahakarya jalur air nan jenius peninggalan Kekaisaran Tiongkok

"Kanal Besar Tiongkok, yang dikenal sebagai Kanal Besar Jing-Hang, adalah kanal terpanjang di dunia," tulis Lex Leigh di laman Ancient Origins. Kanal ini menghubungkan Sungai Kuning dan Sungai Yangtze, melewati provinsi Shandong, Jiangsu, Zhejiang, dan Hebei.

Dimulai di Beijing dan berakhir di Hangzhou, panjang "resmi" kanal ini adalah 1.776 kilometer. Ketinggian maksimum kanal ini adalah 42 meter, di pegunungan tinggi Shandong. Shandong menjadi tempat kunci pound digunakan untuk menaikkan atau menurunkan kapal di air.

Penemuan kunci pon pengatur ketinggian air pada abad ke-10 dilakukan sebagai respons terhadap kebutuhan akan keselamatan untuk perjalanan kapal tongkang di sepanjang perairan yang lebih berbahaya. (Kanguole/CC BY-SA 3.0)

Kanal Besar Tiongkok pada dasarnya menyatukan kembali dan menghubungkan Tiongkok Utara dengan Tiongkok Selatan. Penyatuan itu dilakukan lewat dua sungai terbesar Tiongkok dan membentuk dasar jaringan perdagangan yang canggih. Setelah kanal ini dibangun, gandum di selatan dapat diangkut ke utara. Di utara sebagian besar pemimpin politik dan militer Tiongkok tinggal. Maka semua menjadi jauh lebih mudah dengan adanya Kanal Besar.

Pada masa perang, kanal ini digunakan sebagai mekanisme pertahanan Tiongkok terhadap pasukan musuh. Di beberapa lokasi, seperti di sepanjang Sungai Kuning, tanggul yang biasanya menahan air dihancurkan. Alhasil hal itu menyebabkan banjir besar di sekitar kanal untuk "membasmi" pasukan musuh. Banjir itu juga bisa melindungi pasukan Tiongkok di hulu.

Secara historis, Danau Lianhu mengalirkan air ke kanal di dekat muara Jiangnan. Karena kanal tersebut buatan manusia, air harus dialirkan secara manual ke jalur air. "Sehingga airnya cukup tinggi untuk dilalui kapal yang lebih besar," ujar Leigh. Danau Lianhu adalah danau buatan yang dibangun untuk mengalirkan air yang dibutuhkan kanal.

Danau tersebut dilindungi dari eksploitasi selama bertahun-tahun. Namun perlindungan semakin berkurang karena berbagai badan pemerintah mengubah undang-undang perlindungan terkait danau tersebut. Sekarang, danau tersebut terlalu dangkal untuk mengalirkan air ke kanal dan digunakan secara eksklusif sebagai tempat rekreasi. Penduduk setempat berharap bahwa meningkatnya minat terhadap danau tersebut akan menghasilkan pemulihannya sebagai sumber air untuk Kanal Besar.

Sepanjang sejarah, Kanal Besar memberikan perlindungan dan meningkatkan akses barang bagi orang Tiongkok. Karena peningkatan akses barang ini, Kanal Besar telah lama berfungsi sebagai sistem transportasi utama dalam perekonomian Tiongkok. Sebelum ada kanal, perdagangan melelahkan dan memakan waktu.