Nationalgeographic.grid.id—Saat ini, di Amerika Serikat, laba industri penurunan berat badan tumbuh dengan mantap seiring dengan pertumbuhan lingkar pinggang orang-orangnya.
Kebanyakan orang Amerika modern akan lebih senang untuk memiliki bentuk badan yang terbilang ideal ketimbang terlalu gemuk. Industri penurun berat badan akan jadi pilihan mereka.
Namun, jika kembali ke beberapa generasi mereka dalam kurun sejarah, tatkala nenek moyang bangsa Amerika melihat industri penurunan berat badan di era modern, mereka malah akan kebingungan. Untuk apa menurunkan berat badan?
Faktanya, di akhir abad ke-19, kebanyakan dari generasi Amerika di zaman itu berharap bahwa mereka akan cukup beruntung menjadi terlalu gemuk.
Di abad modern ini, "wabah obesitas" akan dianggap sebagai krisis kesehatan masyarakat di wilayah Amerika Utara. Namun, lemak tidak selalu memiliki konotasi negatif seperti itu.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, terjadi perdebatan yang ramai dan kompleks tentang makna lemak dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan kecantikan.
Di abad yang serba sulit sekiranya tahun 1800-an hingga awal 1900-an, kebanyakan moyang bangsa Amerika hidup serba sulit. Lebih banyak berlari karena perburuan di hutan liar karena predator.
Di abad sulit itu pun banyak yang hidup dengan penuh kerja keras sebagai petani atau budak, yang di mana menuntut mereka tidak memiliki kesempatan yang cukup banyak duduk.
Atau juga tidak memiliki banyak tambahan makanan untuk dimakan sehingga menjadi gemuk. Ketika makanan dan waktu luang menjadi langka, "menjadi gemuk menunjukkan keberuntungan!" tulis Khalid Elhassan.
Khalid menulisnya kepada History Collection dalam artikelnya berjudul "When Boys Wore Dresses, and Other Fascinating Traditions and Conventions From History", terbitan 16 Mei 2024.
Sepanjang sejarah, orang-orang yang beruntung karena dapat hidup senang akan memamerkan keberuntungan mereka. Itu menjelaskan munculnya klub pria gemuk di Amerika akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh.
Baca Juga: Mumi Balita di Austria Mengalami Obesitas tapi Kurang Gizi, Kok Bisa?