Misteri Buah di Balik Kisah Suku Pemakan Lotus dalam Mitologi Yunani

By Ricky Jenihansen, Jumat, 25 Oktober 2024 | 18:35 WIB
Ilustrasi suku pemakan lotus dalam mitologi Yunani. (Devian Art)

Lotus: Buah yang Membuat Lupa Diri

Para pemakan lotus sama sekali tidak bermusuhan. Namun kekhawatiran Odysseus bukan tanpa alasan. Meskipun mereka tidak diserang, para pria Raja Ithaca "terperangkap" oleh kebiasaan makan penduduk setempat.

Penduduk setempat hidup dalam masyarakat primordial, sebuah struktur yang sangat terkait dengan adat istiadat suku. Mata pencaharian utama mereka, jika bukan satu-satunya, adalah membudidayakan dan mengonsumsi apa yang disebut lotus.

Gastronomi atau kebiasaan makan suatu kelompok orang seringkali menunjukkan bagaimana mereka hidup bersama.

Akan tetapi, sebelum kita bilang cara hidup suku para pemakan lotus yang sederhana karena makanan mereka yang sedikit, kita harus lihat dulu cerita-cerita tua dan sejarah mereka. Mungkin ada alasan lain yang lebih dalam.

“Mereka yang mencicipi buah lotus yang paling manis tidak ingin kembali untuk melapor, melainkan lebih suka tinggal bersama mereka untuk terus menikmati lotus, melupakan asal-usulnya.”

Odyssey, Buku IX

Dari cerita tentang para pemakan lotus, efek buah-buahan ini terhadap individu yang memakannya dapat menyebabkan rasa ketidakpedulian, hilangnya kemauan, dan lupa akan diri sendiri.

Jelas, masyarakat sederhana ini menjadi seperti itu karena mereka makan buah-buahan tersebut. Dengan kata lain, mereka terlalu rakus.

Banyak orang bingung saat mencoba mencari tahu buah apa yang dimaksud dengan 'lotus' dalam cerita itu.

Misalnya, dalam cerita Iliad, Homer menyebut tanaman lotus lain yang mirip dengan semanggi. Orang-orang Troya menggunakan tanaman ini sebagai makanan untuk kuda mereka."

Orang Yunani memberi nama lotòs (λωτός) kepada berbagai jenis buah. Namun, mereka tidak memiliki hubungan langsung dengan tanaman psikedelik atau narkotika.