Namun, berkat studi arkeologi, sejarah, dan botani, telah dimungkinkan untuk mempersempit bidang penelitian dan mengidentifikasi buah yang dimaksud.
Menurut dokter dan ahli botani Yunani kuno, Pedanius Dioscorides, jenis lotus yang disebut adalah cyrenaic. Tanaman tersebut dinamai menurut wilayah Kekaisaran Romawi Cyrenaica, tumbuh di wilayah Lebanon dan Tunisia saat ini yang kemudian dinamai ziziphus lotus.
Jujube
Buah dari tanaman ini juga diidentifikasi sebagai salah satu spesies jujube. Saat ini ditemukan terutama di daerah Afrika Utara dan Asia.
Jujube yang umum dikonsumsi dalam berbagai masakan tradisional adalah yang diidentifikasi sebagai ziziphus jujuba, sedangkan tanaman Ziziphus lotus mewakili varian liarnya.
Dalam The Histories, karya sejarawan kuno Polybius, disebutkan tentang lotophagus, suku Afrika Utara yang menampilkan jujube dalam diet harian mereka dan metode pengawetan buah mereka.
“Seluruh buah yang hancur saat matang, disimpan dalam pot dan digunakan untuk memberi makan para pelayan, sementara, tanpa biji dan diawetkan dengan cara yang sama, itu adalah makanan bagi orang-orang bebas. Dihaluskan dalam air dan dicincang, digunakan untuk membuat minuman seperti anggur.”
The Histories, Polybius
Mungkin saja sumber utama efek psikotropik Lotus adalah anggur. Anggur ini tidak dihasilkan dari tanaman anggur, tetapi dari tanaman ziziphus lotus, dan buahnya, jujube liar.
Selain itu, buah jujube di pulau Lotus-eaters itu ternyata beracun. Minuman yang dibuat dari buah ini memiliki efek sangat kuat dan bisa bikin orang jadi mabuk atau lupa diri.
Kritik Sosial dalam Karya Homer
Walaupun cerita tentang pulau Lotus hanya sedikit disebutkan dalam syair Homer, sebenarnya Homer ingin menyampaikan pesan yang penting tentang penggunaan obat-obatan.
Di zaman Yunani kuno, penggunaan obat-obatan alami sudah sangat umum. Bukan hanya digunakan dalam upacara keagamaan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita tentang orang-orang yang makan buah lotus ini sebenarnya seperti sebuah berita masa lampau. Homer ingin menunjukkan kepada kita bagaimana obat-obatan bisa memengaruhi hidup manusia.
Sama seperti cerita-cerita Aesop, Homer juga ingin mengajarkan kita sesuatu. Odysseus, tokoh yang bijaksana, menolak untuk terus-terusan makan buah lotus karena dia ingin pulang ke rumah.
Dari cerita ini, kita bisa belajar agar jangan lupakan tujuan hidup kita dan jangan terpengaruh oleh hal-hal buruk di sekitar kita.
Pesan ini masih relevan sampai sekarang. Kita adalah apa yang kita makan. Artinya apa yang kita lakukan dan konsumsi akan membentuk diri kita.
Baca Juga: Wang Cong'er dan Pemberontakan White Lotus di Kekaisaran Tiongkok