Dengan demikian, Wu menjadi permaisuri Gaozong pada tahun 655. Secara bertahap, ia mendapatkan kepercayaan untuk menangani semua urusan negara. Terutama setelah kaisar menderita strok yang melumpuhkan pada tahun 660. Gaozong duduk di singgasana di hadapan para menterinya seperti biasa saat mereka menasihatinya. Namun Wu Zetian duduk di balik layar, mendengarkan.
“Kenaikan pangkat atau penurunan pangkat, hidup atau mati, ditentukan oleh kata-kata Wu Zetian,” menurut sejarawan Dinasti Song Sama Guang dalam Zizhi Tongjian.
Mungkin Wu Zetian juga memiliki sifat yang kejam. Salah satu cerita dari Zizhi Tongjian menampilkan Wu Zetian saat diberi kuda yang tidak bisa dikendalikan oleh siapapun.
“Saya dapat mengendalikannya,” kata Wu Zetian. “Tetapi saya membutuhkan tiga hal: cambuk besi, gada besi, dan belati. Jika cambuk besi tidak berhasil, maka kepala akan dipukul dengan gada besi. Dan jika masih tidak menurut, maka tenggorokan akan dipotong dengan belati.” Kekuasaan, tampaknya, berasal dari rasa takut dan dominasi.
Kekaisaran Tiongkok pun ditaklukkan oleh Wu Zetian dalam waktu singkat. Seorang keponakan yang disukai Gaozong meninggal karena keracunan pada tahun 666. Putra sulungnya, yang mendukung musuh-musuhnya, meninggal secara misterius pada tahun 675. Gaozong meninggal pada tahun 683, tanpa diketahui dan sendirian. Kematian seperti itu merupakan hal yang aneh bagi Kaisar Tiongkok. Setelah itu, Wu Zetian mengangkat putra keduanya, Zhongzong, ke atas takhta.
Ia menggulingkan Zhongzong setelah 2 bulan. Wu Zetian pun mengangkat putra bungsunya, Ruizong. Namun, ia mengeksekusi istrinya atas tuduhan ilmu sihir dan kemudian menyerangnya. Pada tahun 690, atas perintah banyak pejabat istana dan bahkan kaisar sendiri, Wu Zetian naik takhta. Ia membentuk dinasti baru, yaitu Dinasti Zhou.
Wu Zetian menentang etika Konfusianisme
Seorang wanita yang memerintah sebuah kekaisaran merupakan ide yang mengejutkan. Berdasarkan etika Konfusianisme, kaum wanita hanya mampu melahirkan bayi. Namun Wu Zetian memperjuangkan kesetaraan yang lebih besar bagi wanita. Ia memerintahkan agar anak-anak yang berduka harus meratapi orang tua mereka secara setara, bukan hanya ayah mereka.
Ia menugaskan penulis untuk membuat antologi biografi tentang wanita-wanita terkemuka dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok.
Meski ia adalah seorang wanita, perlawanannya keras dan tak kenal ampun. Wu Zetian menghancurkan banyak pemberontakan selama masa jabatannya. Terutama dari para pejabat Dinasti Tang yang tidak puas. Menurut Zizhi Tongjian, 36 menteri terbunuh pada tahun 690-an, seribu anggota keluarga mereka diperbudak.
Konon seorang menteri bertanya kepada Wu Zetian: siapa yang berani melamar menjadi pejabat ketika ia membunuh banyak pejabat? Wu Zetian menunggu hingga malam tiba dan memerintahkan api unggun dinyalakan. Ratusan ngengat tertarik ke cahaya itu dan terbakar. Ia menjelaskan bahwa selama ada sesuatu (gaji besar) yang menarik para kandidat, posisi-posisi ini tidak akan kosong dalam waktu lama.
Keluarga Dinasti Tang yang merepotkan juga tidak luput dari “serangan” Wu Zetian. Ia membasmi 12 cabang kecil setelah sebuah rencana kejahatan terhadapnya terungkap pada tahun 684. Menjelang akhir pemerintahannya, ia bahkan memerintahkan cucunya sendiri dan menantunya untuk bunuh diri setelah mereka terdengar mengkritik metodenya.