Sejarah Dunia: Benarkah Nyamuk Menyelamatkan Eropa dari Invasi Mongol?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 29 Oktober 2024 | 18:00 WIB
Saat melakukan invasi ke Eropa, pasukan Mongol tiba-tiba mundur. Konon invasi bangsa Mongol ke Eropa digagalkan oleh nyamuk. Bagaimana bisa? (Tulsi Madhu)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Mongol merupakan salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat dalam sejarah dunia. Wilayahnya membentang dari Asia hingga ke Eropa. Meski kuat, Mongol ternyata dikalahkan oleh nyamuk. Konon invasi bangsa Mongol ke Eropa digagalkan oleh nyamuk. Bagaimana bisa?

Ekspansi Mongol di bawah Genghis Khan sebagian merupakan dampak dari zaman es mini. Perubahan iklim yang sangat dingin ini secara drastis mengurangi padang rumput yang menopang kuda-kuda dan cara hidup nomaden mereka. Bagi bangsa Mongol, pilihannya adalah memperluas wilayahnya atau punah.

Kecepatan luar biasa dari kemajuan bangsa Mongol disebabkan oleh kemampuan militer Genghis Khan dan para jenderalnya. Termasuk struktur komando dan kendali militer yang sangat kohesif. Tentara Mongol memiliki teknik mengapit dengan lebar dan busur panah khusus yang membantu mereka mengalahkan lawannya. Keterampilan dan ketangkasan bangsa Mongol yang tak tertandingi sebagai penunggang kuda pun menjadi salah satu kunci penting dalam penaklukan.

Tahun 1220, Kekaisaran Mongol membentang dari pantai Pasifik Korea dan Tiongkok, ke selatan hingga Sungai Yangtze dan Pegunungan Himalaya. “Wilayahnya mencapai Sungai Efrat di barat,” tulis Timothy C. Winegard di laman Ancient Origins.

Bangsa Mongol adalah ahli sejati dari apa yang kemudian disebut Nazi sebagai blitzkrieg atau “perang kilat”. Mereka mengepung musuh-musuh mereka yang malang dengan kecepatan dan keganasan yang menakjubkan dan tak tertandingi.

Genghis Khan menyatukan dua bagian dunia

Pada tahun 1220, Genghis membagi pasukannya menjadi dua bagian. Ia melakukan apa yang tidak dapat dilakukan Aleksander Agung, yaitu menyatukan dua bagian dunia yang dikenal. Untuk pertama kalinya, wilayah timur secara resmi bertemu dengan wilayah barat, meskipun dalam keadaan yang kejam dan bermusuhan. Genghis memimpin pasukan utama kembali ke timur melalui Afghanistan dan India utara menuju Mongolia.

Pasukan kedua yang terdiri dari sekitar 30.000 prajurit berkuda bergerak ke utara melalui Kaukasus dan ke Rusia. Pasukan tersebut menjarah pelabuhan dagang Italia Kaffa (Feodosia) di Semenanjung Krimea di Ukraina.

Di seluruh wilayah Rusia Eropa dan negara-negara Baltik, bangsa Mongol mengalahkan bangsa Rus, bangsa Kiev, dan bangsa Bulgar. Penduduk setempat diserang, dibunuh, atau dijual sebagai budak. Hanya sedikit tempat yang diberikan kepada tentara lawan.

Ketika debu mereda dan hentakan kaki bangsa Mongol terdengar di kejauhan, lebih dari 80 persen penduduk setempat terbunuh atau diperbudak. Bangsa Mongol menyelidiki Polandia dan Hungaria untuk mengumpulkan informasi. Namun mereka kemudian segera mundur ke timur pada musim panas 1223 untuk bergabung dengan pasukan Genghis yang menuju Mongolia.

Mengapa bangsa Mongol memutuskan untuk meninggalkan Eropa masih menjadi perdebatan. Secara luas diyakini bahwa serangan terakhir tersebut dimaksudkan tidak lebih dari sekadar misi pengintaian. Pengintaian itu dilakukan untuk invasi besar-besaran ke Eropa di masa mendatang.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Invasi Kekaisaran Mongol ke Eropa, Mengapa Terhenti?