Sejarah Dunia: Fakta Praktik Menciutkan Kepala di Pasifik dan Amazon

By Sysilia Tanhati, Kamis, 31 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Dalam sejarah dunia, kepala yang disusutkan atau diciutkan adalah ritual tradisional yang berakar pada takhayul dan misteri. Apa tujuan dari praktik yang mengerikan itu? (I, Jmabel/CC BY-SA 3.0)

Perdagangan kepala ini dilarang oleh pemerintah Ekuador dan Peru pada tahun 1930-an. Tapi tampaknya tidak ada undang-undang di Ekuador atau Peru yang melarang penyusutan kepala secara langsung.

Dalam 90 tahun sejak pembuat undang-undang melarang penjualan tsantsa, praktik ini mungkin masih dilakukan oleh generasi yang lebih tua. Namun, semakin banyak budaya dan agama Barat yang masuk ke daerah tersebut, semakin sedikit ritual ini dilakukan. Kemungkinan besar, kepala yang disusutkan secara autentik tidak pernah dibuat selama lebih dari 20 tahun.

Tsantsa dari Amerika Selatan merupakan komoditas yang sangat dicari oleh orang Barat. Terutama selama akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900-an. Jadi, suku-suku benar-benar mulai saling membunuh hanya untuk memenuhi permintaan tsantsa komersial.

Replika kepala yang diciutkan

Replika kepala yang diciutkan dapat dibuat dari bahan sintetis seperti kulit atau kain. Namun ada juga yang terbuat dari hewan seperti kungkang, babi, sapi, atau monyet. Namun, legalitas penggunaan hewan untuk tujuan ini juga dipertanyakan.

Selai itu, banyak tsantsa palsu ditawarkan dan dijual kepada kolektor dengan harga yang relatif tinggi.

Secara keseluruhan, ritual penciutan kepala ini memiliki sejarah menarik sekaligus mengerikan.