Galen, Dokter Zaman Yunani Kuno yang Dianggap Bapak Farmakologi

By Ricky Jenihansen, Minggu, 3 November 2024 | 12:05 WIB
Lukisan wajah Galen, dokter Yunani kuno, pelopor kedokteran yang memengaruhi pengobatan Barat sepanjang tahun 1700-an. (Pierre-Roch Vigneron/Public Domain)

Ayahnya meninggal pada tahun 148 atau 149 dan Galen pada usia 19 tahun menjadi kaya dan mandiri.

Ia memilih untuk bepergian dan melanjutkan pendidikan kedokterannya di Smyrna, Korintus, dan Alexandria.

Pada tahun 157, ia kembali ke kota asalnya dengan jabatan bergengsi: dokter bagi para gladiator.

Dari musim gugur tahun 157 hingga musim gugur tahun 161, dokter Yunani kuno tersebut memperoleh pengalaman praktis yang berharga dalam bidang trauma dan kedokteran olahraga, dan ia terus melanjutkan studinya dalam bidang kedokteran teoritis dan filsafat.

Pada tahun 161, Galen yang kini berusia 32 tahun memutuskan bahwa meskipun makmur, Pergamon masih merupakan kota provinsi yang tidak dapat menawarkan kesempatan yang dibutuhkan oleh bakat dan ambisinya.

Ia berangkat ke Roma, tempat ia membangun karier yang gemilang di bidang kedokteran.

Lukisan dinding Hippocrates dan Galen yang berada di Ruang Bawah Tanah Katedral St Mary, Anagni, Italia, abad ke-13. (De Agostini Picture Library/A. Dagli Orti)

Karya Galen dalam bidang kedokteran dan anatomi

Sesampainya di Roma, Galen berpraktik sebagai dokter dan ketika wabah melanda, ia mendapati dirinya berada di istana Marcus Aurelius bersama kaisar dan putranya, Comodus, sebagai pasiennya yang paling terkenal.

Galen mengobati cedera parah para gladiator. Ia meningkatkan pengetahuannya tentang anatomi, fisiologi, trauma, dan kedokteran olahraga.

Namun, meskipun pembedahan manusia tidak dipertimbangkan pada masanya, Galen melakukan pembedahan pada hewan dengan asumsi bahwa organ manusia identik.

Galen menganggap anatomi sebagai dasar pengetahuan medis dan ia sering membedah dan bereksperimen pada hewan seperti kera Barbary, babi, domba, dan kambing.