Hal itu terbukti dengan menjamurnya rumah makan padang atau rumah makan khas Minangkabau di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Alih-alih dikelola oleh masyarakat perantau Minangkabau, ada banyak rumah makan padang yang dikelola selain orang Minangkabau.
Ada keuntungan dengan hadirnya nasi padang dan aneka lauknya yang disesuaikan lidah selain orang Minangkabau. Cara ini adalah upaya mengembangkan budaya kuliner yang bisa dinikmati lebih banyak orang.
Hidangan yang pasti ada di rumah makan padang adalah beragam lauk, kuah kental, dan sayuran. Nasi padang biasanya disajikan dengan kol, nangka muda, dan kacang panjang. Setelah itu, lauk ditambahkan. Lauk seperti aneka rendang, dendeng, ayam goreng, ikan, dan kuah santan biasanya disajikan secara prasmanan di atas meja.
Uniknya, pelayan rumah makan padang dapat membawa setumpuk piring lauk dengan satu tangan untuk ditaruh di meja. Aneka lauk dan sayur ditumpuk di atas meja secara bertingkat. Dengan demikian, pengunjung dapat memilih lauk dengan porsi sesuai selera.
Kebiasaan menghidangkan banyak lauk secara prasmanan dengan jumlah yang banyak di atas meja, memberikan kesan royal. Kebiasaan ini antara lain ingin menyajikan secara mewah kepada pengunjung bak raja, atau ada juga yang berpendapat karena dipengaruhi oleh gaya rijsttafel—bersantap makanan tropis era kolonialisme Belanda.